Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Covid-19 Terus Terjadi, WHO Peringatkan Bahaya Mutasi Baru

Kompas.com - 17/07/2021, 19:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara dapat mengundang bahaya di masa depan.

Mengutip ABC News, Jumat (16/7/2021) hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Kedaruratan Covid-19 WHO Didier Houssin.

"Pandemi ini masih jauh dari selesai," kata Houssin.

Menurut Houssin, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di berbagai negara menambah tantangan yang harus dihadapi.

Tak hanya itu, ancaman juga hadir dari kemungkinan lahirnya varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang lebih mematikan.

Baca juga: Luhut: Banyak yang Tidak Paham Varian Delta

Ada 4 varian yang jadi perhatian

Pada awal pandemi, hanya ada satu varian virus corona yang menyebar. Begitu virus itu menyebar ke seluruh dunia, ia bermutasi dan menciptakan banyak varian baru.

Saat ini, ada empat varian yang menjadi perhatian WHO atau diberi label variants of concern, yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Terbaru, varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India, dilaporkan telah menyebar ke lebih dari 111 negara, dan berkontribusi terhadap hampir 60 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, WHO menduga bahwa varian Delta telah menjadi varian dominan yang menyebar ke seluruh dunia.

"Kami memperkirakan bahwa varian itu (Delta) akan menjadi dominan dan menyebar ke seluruh dunia, atau malah sudah," kata Tedros.

Baca juga: Simak, Ini Cara Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19 dan Manfaatnya

Vaksin sebagai senjata

Penularan virus corona yang masih terus terjadi membuat WHO khawatir bahwa di masa depan akan muncul varian baru yang lebih sukar dikendalikan.

Vaksinasi diharapkan menjadi senjata yang ampuh untuk meredam penularan virus corona, sekaligus menghambat virus untuk bermutasi dan menghasilkan varian baru.

Akan tetapi, banyak negara di dunia tidak memiliki stok vaksin yang memadai untuk melindungi warganya.

Berdasarkan data dari University of Oxford's Global Change Data Lab, secara global, baru 25,8 persen populasi dunia yang menerima sedikitnya satu dosis vaksin Covid-19.

Untuk itu, WHO terus mendorong negara-negara kaya untuk membagikan stok vaksin yang mereka miliki ke negara-negara lain yang membutuhkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Mengenal Warna Primer dan Warna Sekunder, Apa Bedanya?

Mengenal Warna Primer dan Warna Sekunder, Apa Bedanya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com