Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Ki Manteb Soedharsono, Si "Dalang Setan"...

Kompas.com - 02/07/2021, 12:52 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Selain itu, ia juga banyak berguru pada dalang-dalang yang lebih senior.

Menatah wayang pun juga diajarkan oleh Ki Hardjo Brahim kepadanya. Tidak mengherankan, ketika berusia 10 tahun, Ki Manteb Soedharsono sudah mampu menatah wayang kulit dengan baik.

Bahkan, Ki Manteb Soedharsono sering membuat wayangnya sendiri.

Tuntutan dan tantangan dari ayahnya untuk meneruskan garis dinasti dalang kondang, memacu Ki Manteb Soedharsono untuk berjuang keras dan berlatih, dibarengi dengan proses tirakat laku batin yang dilakoninya dengan sungguh-sungguh dan total.

Baca juga: Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19


Julukan "Dalang Setan"

Pada pertengahan 1980, Ki Manteb mencapai puncak ketenarannya saat memainkan wayang (sabetan).

Ki Manteb mendapatkan julukan dari penggemarnya sebagai "Dalang Setan" karena keterampilannya dalam menggerakkan wayang (sabetan) yang sangat cepat.

Manteb juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.

Pada 1990-an, tingkat popularitas Ki Manteb Soedharsono melebihi dalang Ki Anom Suroto yang terkenal mahir olah suara.

Pada 2004, Ki Manteb memecahkan rekor Muri mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat.

Dari profesi mendalang ini, dia mendapatkan gelar kehormatan sebagai abdi dalem anon-anon dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII dengan nama KRT. Lebdadipuro.

Ki Manteb Soedharsono juga mendapat beberapa penghargaan salah satunya yaitu Anugerah Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Suharto pada 1995.

Dia mampu menciptakan sanggit lakon yang berbeda dengan lakon-lakon konvensional serta mampu menuangkannya ke dalam garap pakeliran.

Dalam pementasannya, Manteb berani memberikan inovasi-inovasi pada gending, lakon, dan menampilkan bintang tamu sehingga pementasannya menjadi lebih segar.

Dia telah menciptakan banyak lakon. Adapun yang paling terkenal adalah lakon Banjaran Bima.

Banyak hal yang bisa diteladani dari Ki Manteb Soedharsono yaitu kesederhanaan, kesetiakawanan, dan konsistensinya bahwa semua hidupnya diabdikan untuk wayang, mati pun ingin diurugi dengan wayang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com