KOMPAS.com - Memasuki pekan kedua Juni 2021, tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan signifikan.
Dari data yang dihimpun Kompas.com hingga Minggu (27/6/2021), sejak 9 Juni 2021, angka kasus harian Covid-19 tercatat selalu berada di atas angka 7.000 kasus.
Kemudian, mulai 17 Juni 2021, kasus harian tercatat selalu berada di atas angka 10.000, dan terus meningkat hingga melewati 20.000 kasus per hari.
Pada Sabtu (26/6/2021) Indonesia mencatatkan rekor penambahan kasus Covid-19 tertinggi, yakni 21.095 kasus dalam sehari.
Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?
Waspada gejala Covid-19
Melonjaknya penularan virus corona penyebab Covid-19 membuat semua pihak perlu mengetatkan protokol pencegahan.
Langkah pencegahan termasuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala yang identik dengan infeksi virus corona.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (24/6/2021) gejala biasanya muncul pada periode masa inkubasi, atau sekitar 2-14 hari setelah terpapar virus corona.
Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?
Gejala umum yang muncul pada orang yang terinfeksi virus corona, meliputi:
Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Ke-5 Sedunia
Virus corona penyebab Covid-19 terus bermutasi dan menghasilkan varian-varian baru, yang memiliki karakteristik masing-masing.
Sejauh ini sudah ada 11 varian virus corona yang berhasil diidentifikasi dan diberi nama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kesebelas varian yang diberi nama sesuai alfabet Yunani itu adalah Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Lambda.
Dari 11 varian tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi bahwa tiga varian, yakni Alpha, Beta, dan Delta, telah menyebar di Indonesia.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di 6 Provinsi Pulau Jawa dan Nasional, Mana Saja?
Berikut gejala yang terkait dengan varian Alpha, Beta, dan Delta:
Varian Alpha
Diberitakan Kompas.com, 4 Maret 2021, varian Alpha lebih menular, sekitar 50 persen, dibanding strain aslinya.
Adapun gejala yang terkait dengan varian Alpha tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, seperti yang telah disebutkan di atas.
Baca juga: Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO
Varian Beta
Diberitakan Kompas.com, 3 Mei 2021, sama seperti varian Alpha, varian Beta juga memiliki kemampuan penularan lebih cepat.
Gejala yang ditimbulkan varian ini tidak jauh berbeda dengan infeksi Covid-19 pada umumnya, tetapi mutasi varian ini tergolong cukup berbahaya.
Mutasi pada varian Beta, yang disebut sebagai mutasi E484K, dapat meningkatkan peluang virus menghindari sistem kekebalan seseorang, dan dapat memengaruhi seberapa efektif vaksin virus corona bekerja.
Baca juga: WHO Sebut Delta sebagai Varian Covid-19 Tercepat dan Terkuat, Ini Penjelasannya
Varian Delta
Diberitakan Kompas.com, Kamis (17/6/2021) varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli.
Gejala varian Delta sebagaimana disampaikan oleh profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins Universiy, Dr. Bhakti Hansoti meliputi:
Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 terhadap Varian Alpha hingga Delta
Sementara itu, Profesor Epidemiologi Genetika di King's College London, Tim Spector mengatakan, gejala Covid-19 yang sebelumnya dianggap umum, seperti batuk dan kehilangan penciuman, justru lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi varian Delta.
Tim menyebutkan, beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh penderita Covid-19 varian Delta, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman