Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Varian Baru Virus Covid-19, Gejala dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 26/06/2021, 13:48 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Daftar varian baru Virus Covid-19 dan gejala-gejalanya perlu Anda ketahui agar bisa mencegahnya.

Sebagaimana ramai diberitakan bahwa virus Covid-19 terus bermutasi sehingga memunculkan sejumlah varian baru. Mereka antara lain:

1. Virus Alpha

Virus ini memiliki nama kode B.117 dan pertama kali ditemukan di London serta beberapa bagian Inggris.

2. Varian Beta

Virus varian dari Covid-19 ini memiliki nama kode B.1.351 dan pertama kali muncul di Afrika Selatan pada awal Oktober 2020.

3. Varian Delta

Virus ini memiliki nama kode B.1.617.2 dan pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.

4. Varian Delta Plus

Varian Delta Plus memiliki kode nama AY.1 merupakan mutasi dari Delta. Delta Plus ini berawal dari India dan sudah mulai menyebar ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia dan China.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Penularan Virus Corona Varian Baru Menurut Ahli

Data Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS melaporkan bahwa tiga varian virus Covid-19 ini memiliki daya tular yang lebih tinggi daripada virus aslinya.

Ketiga varian inilah yang diduga menjadi penyebab lonjakan besar kasus baru Covid-19 di sejumlah negara.

Dampak dari lonjakan ini dikhawatirkan menyebabkan layanan kesehatan membeludak dan menimbulkan angka kematian yang tinggi.

Sementara sumber daya seeprti tempat tidur ICU, ventilator dan staf perawat terbatas.

Gejala dari varian baru

Secara umum gejala-gejala yang dirasakan dari virus Covid-19 varian baru ini menurut World Health Organization (WHO) antara lain:

  • Demam
  • Batuk kering
  • Kelelahan

Sementara gejala khusus dan bisa mempengaruhi pasien antara lain:

  • Kehilangan rasa atau bau
  • Hidung tersumbat
  • Konjungtivitas (mata merah)
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi
  • Berbagai jenis ruam kulit
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Menggigil atau pusing

Gejala virus corona paling parah

  • Sesak napas
  • Kehilangan selera makan
  • Kebingungan
  • Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
  • Temperatur tinggi (di atas 38 derajat celcius)

Gejala lain virus corona yang kurang umum dan gejala baru

  • Sifat lekas marah
  • Kebingungan
  • Kesadaran berkurang (terkadang berhubungan dengan kejang)
  • Kegelisahan
  • Depresi
  • Gangguan tidur
  • Komplikasi neurologis yang lebih parah dan jarang terjadi, seperti stroke, radang otak, delirium, dan kerusakan saraf

Cara pencegahan virus corona varian baru

Menurut ahli Mikorbiologi dan pembawa acara "Super Awesome Science Show" dikutip Kompas Helath, tingkat penularan virus corona ini sudah terprediksi sebelumnya, dan seharusnya ini tidak mengejutkan.

Direktur Medis dari Sollis Health di Los Angeles, AS, Scott Braunstein menyebutkan pertahanan terbaik dari virus apa pun variannya adalah dengan terus mengurangi peluang terpapar.

"Strain baru diperkirakan memiliki protein lonjakan (spike protein) yang 'terbuka' lebih lama dari aslinya, memungkinkannya dapat memasuki sel manusia lebih efisien, sehingga lebih mudah menular," jelasnya.

Berikut cara mencegah virus corona varian baru.

1. Ikuti langkah pencegahan

Ada tiga langkah pencegahan ABC yang direkomendasikan Jason Tetro. Antara lain:

Airway: Lindungi diri dengan menggunakan pelindung seperti masker, face shiled, disenfektan, dan lain sebagainya Buble (gelembung): memastikan berhubungan hanya dengan orang-orang yang dikenal dan dipercaya Contact: Sebaiknya menggunakan aplikasi pelacakan kontak. Berinteraksi dengan orang dalam gelembung jika ada yang terinfeksi akan mudah melakukan pelacakan.

2. Batasi lingkaran sosial

Virus coroan varian apa pun bisa juga dicegah dengan membatasi lingkaran sosial. Sebab, jika gelembing sosial kian membesar, maka akan semakin menulitkan pelacakan jika salah satunya positif.

Tetro mengakui, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Membatasi diri atau melakukan isolasi sosial adalah pilihan sulit dan tidak menyenangkan.

"Jika Anda memutuskan untuk keluar, Anda harus bersama beberapa orang yang sangat terpercaya," kata Tetro.

Baca juga: Dinkes DKI Temukan 70 Orang Terinfeksi Varian Baru Covid-19, Didominasi Delta B.1617.2

3. Batasi transaksi langsung

Jika terpaksa ingin belanja kebutuhan ke supermarket atau gedung tertutup, usahakan jangan lama. Sebab, setiap menit dihabiskan untuk berbelanja di dalam ruangan meningkatkan risiko tertular virus corona. 

4. Atur ulang kerja dan sekolah

Jika bekerja dan belajar masih bisa dilakukan secara online, ada baiknya lakukan hal itu. Kalau pun sulit secara online, maka lakukanlah pertemuan di luar ruangan.

Menurut Braunsein, banyak orang terinfeksi corona melalui kontak di tempat kerja di dalam ruangan.

5. Gunakan masker yang benar

Menurut CDC, masker kain bisa melindungi diri virus. Namun hal itu tergantung pada jenis kain, jumlah laipsannya dan kecocokan masker dengan masing-maing individu.

6. Sering mencuci tangan

CDC terus mengampanyekan jaga kebersihan, terutama tangan. Seringlah mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik.

Jika tidak bisa, Anda bisa menggunakan hand sanitizer deengan kandungan alkohol setidaknya 60 persen.

7. Vaksinasi

Vaksin sangat penting untuk memperlambat penyebaran virus dan mengurangi keparahan penyakit.

(Penulis Irawan Sapto Adhi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Tren
Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com