Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai APD, Perawat Dianiaya Keluarga Pasien, Korban Cabut Laporan karena Pelaku Teman SMP

Kompas.com - 26/06/2021, 08:26 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Perawat Puskesmas Pameungpeuk, Garut, yang dianiaya keluarga pasien, mencabut laporannya di Polsek setempat. Alasannya, pelaku ternyata temannya sendiri saat masih sekolah di SMP.

Kapolsek Pameungpeuk Iptu Dindi menjelaskan, korban berinisial GR (25) awalnya melaporkan Mr (25) atas dugaan penganiayaan.

Pelaku kemudian diamankan dan dipertemukan dengan korban. Namun saat bertemu, korban malah mencabut laporannya.

"Setelah dipertemukan, korban akhinya menarik laporannya," kata Dindin dilansir Kompas Regional, Jumat (26/6/2021).

Baca juga: Karena Pelaku Teman SMP, Perawat Korban Penganiayaan Keluarga Pasien Covid-19 Cabut Laporan

Menurut Dindi, korban GR dan pelaku MR ternyata satu alumni di SMP. Pelaku juga sudah meminta maaf.

Lanjut Dindin, sebelumnya keluarga pelaku juga sudah menyampaikan permintaan maaf ke pihak puskesmas. Permintaan maaf itu disampaikan tak lama setelah kejadian, namun tidak terekam kamera CCTV.

Di sisi lain, video CCTV yang viral itu adalah saat kejadian pemukulan.

"Padahal setelah itu, keluarga sudah langsung meminta maaf," katanya.

Sebelumnya diberitakan, keluarga pasien penderita Covid-19 menganiaya perawat di puskesmas dan videonya viral.

Dalam video yang berlangsung selama 24 detik tersebut, seorang tenaga kesehatan berhazmat tampak membawa pasien positif Covid-9 dan membaringkannya ke ranjang.
Keluarga pasien juga tampak ikut membantu.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Keluarga Pasien Aniaya Perawat, Pelaku Ditangkap, tapi...

Namun tak lama kemudian, keluarga pasien tersebut memukul dua kali sang perawat.

Camat Pameungpeuk Tatang Suryana menyebutkan, pelaku marah kepada perawat karena korban memakai APD.

Pelaku menyebut keluarganya tidak terkonfirmasi Covid-19. (Penulis: Ari Maulana Karang | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com