Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftar KIP Kuliah Lolos SBMPTN 2021, Bagaimana Selanjutnya?

Kompas.com - 14/06/2021, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasil Seleksi Besama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021 telah diumumkan pada Senin (14/6/2020) pukul 15.00 WIB.

Pengumuman tersebut dapat dilihat melalui laman https://pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id dan 29 laman mirror kerja dengan PTN di Indonesia.

Dari 777.868 peserta SBMPTN 2021, sebanyak 184.942 peserta dinyatakan lolos. Rinciannya adalah 123.875 peserta reguler dan 61.067 KIP Kuliah.

Lantas, apakah peserta KIP Kuliah yang lolos SBMPTN 2021 otomatis lolos sebagai penerima KIP Kuliah?

Baca juga: Lulus SBMPTN 2021 Jalur KIP Masih Berpotensi Gugur, Ini Alasannya

Penjelasan LTMPT

Ketua Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasteyo mengatakan, pendaftar KIP Kuliah yang dinyatakan lolos, masih menunggu verifikasi dari pihak PTN.

"Diterima atau tidak di PTN tunggu hasil verifikasi dari PTN, termasuk calon penerima KIP Kuliah," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Menurutnya, jika calon penerima KIP Kuliah jujur mengenai statusnya sejak awal, kemungkinan besar akan lolos.

"Ya saya kira kalau sejak awal peserta jujur mestinya tidak masalah," jelas dia.

Tercatat Universitas Negeri Padang menjadi perguruan tinggi negeri penerima peserta KIP Kuliah tertinggi dengan 2.011 peserta, disusl Universitas Tadulako dengan 1.958 peserta, dan Universitas Nusa Cendana dengan 1.900 peserta.

Jika berdasarkan provinsi, maka Jawa Timur menjadi provinsi asal peserta KIP Kuliah tertinggi dengan 31.658, disusul Jawa Tengah dengan 28.186 peserta, dan Jawa Barat dengan 22.258 peserta.

Sementara itu, peserta reguler atau non-KIP Kuliah yang lolos SBMPTN 2021 diwajibkan melakukan registrasi ulang sesuai dengan ketentuan masing-masing PTN.

Registrasi ini menentukan proses status penerimaan peserta SBMPTN 2021 sebagai mahasiswa di PTN tujuan.

Peserta yang dinyatakan lulus SBMPTN 2021 akan dinyatakan diterima di PTN tujuan jika memenuhi ketentuan yang ditetapkan masing-masing PTN tujuan.

Baca juga: Cara dan Syarat Pendaftaran KIP Kuliah 2021

Pembiayaan KIP Kuliah

KIP Kuliah merupakan bantuan biaya pendidikan bagi lulusan SMA atau sederajat yang kurang mampu, tetapi memiliki potensi akademik yang baik.

Melansir laman resminya, KIP Kuliah memberikan sejumlah pembiayaan, yaitu:

  • Bebas biaya pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi
  • Bebas biaya pendidikan yang dibayarkan kepada perguruan tinggi
  • Subsidi biaya hidup sebesar Rp 700.000 per bulan yang disesuaikan dengan pertimbangan biaya hidup di masing-masing wilayah.

Namun, ada jangka waktu pemberian KIP Kuliah sesuai jenjang pendidikan dan program yang diambil.

Program reguler:

  • Sarjana: maksimal 8 semester
  • Diploma empat: maksimal 8 semester
  • Diploma tiga: maksimal 6 semester
  • Diploma dua: maksimal 4 semester

Program profesi

  • Dokter: maksimal 4 semester
  • Dokter gigi: maksimal 4 semester
  • Dokter hewan: maksimal 4 semester
  • Ners: maksimal dua semester
  • Apoteker: maksimal dua semester
  • Guru: maksimal dua semester.

Baca juga: Simak, Ini Jadwal dan Cara Unduh Sertifikat UTBK SBMPTN 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com