Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Menyebar di Kudus, Ini Fakta Seputar Varian Covid-19 India

Kompas.com - 14/06/2021, 20:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian Covid-19 asal India B.1.617 telah ditemukan di Kudus, Jawa Tengah.

Menurut dia, masuknya varian itu disebabkan oleh banyaknya pekerja migran yang kembali ke Indonesia melalui pelabuhan.

Diketahui, pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India.

Lantas, apa itu varian Covid-19 India? Seperti apa bedanya dengan varian lain?

Baca juga: 6 Fakta Varian Delta, Penyebab Tsunami Covid-19 di India

Mengenal varian Covid-19 India

Melansir New Scientist, varian B.1.617 berperan besar dalam lonjakan gelombang kedua infeksi Covid-19 di India.

Tak hanya di India, varian itu telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Inggris.

Ada tiga sub-varian penting dari B.1.617.

Salah satu yang paling mengkhawatirkan disebut B.1.617.2 atau varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020.

Namun, penyebaran varian Delta belum banyak ditemukan hingga awal Maret 2021, ketika varian tersebut menjadi dominan.

Subvarian lain yang disebut B.1.617.1 atau varian Kappa juga pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020.

Pada akhir Maret 2021, setengah dari semua urutan yang dilaporkan adalah B.1.617.1, tetapi proporsinya turun pada April.

Varian Kappa telah terdeteksi di banyak negara lain, tetapi hanya menyumbang sebagian kecil kasus.

Baca juga: Gajah di India Diuji Covid-19 Setelah Kematian Singa Asia akibat Corona

Apakah lebih mematikan dan menular?

Menurut Public Health England (PHE), bukti awal menunjukkan bahwa varian tersebut dapat menyebabkan peningkatan risiko rawat inap dibandingkan dengan strain B.1.1.7, dikutip dari CNN.

Sementara PHE memperingatkan bahwa lebih banyak data diperlukan, temuan awal menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian lebih mungkin menderita penyakit serius.

Analisis yang dilakukan pada 38.805 kasus berurutan di Inggris menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian India membawa 2,61 kali risiko rawat inap dalam 14 hari dibandingkan dengan varian Alpha.

Tak hanya itu, para ahli juga percaya bahwa varian India jauh lebih menular dari varian sebelumnya.

Menteri Kesehatan Inggris pekan lalu juga mengatakan, varian India sekitar 40 persen lebih menular dari varian sebelumnya.

Baca juga: Ledakan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Penyebab dan Respons Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com