Maka tak heran bila para "perampok" pun saat ini berdasi, berpakaian necis, dan bermobil mewah dalam menjalankan operasinya merampok uang rakyat.
Sebagai untaian logis dari fenomena di atas, ketabahan masyarakat dalam menunda kepuasan hidup telah sirna. Sistem kredit membuat orang jadi bermental menerabas.
Dengan beragam jaring kemudahan yang ditebarkan, masyarakat dijebak dalam rawa-rawa konsumerisme.
Pengendalian diri -yang merupakan salah satu satu aspek penting dari asketisme- telah dilecehkan.
Bahkan, dalam kehidupan masyarakat Barat, telah terjadi transformasi yang menyolok di mana asketisme (puritanisme) bergeser ke apa yang disebut bazaar psichedelic yakni pola hidup sehari-hari yang diwarnai dengan pengumbaran tanpa kendali berbagai unsur hedonisme.
Gerakan #PostingYang baik adalah satu contoh counter attack atas beragam mudarat bermedia sosial sebagaimana dipaparkan di atas, selain kita perlu mulai membiasakan diri untuk bermedia sosial secara santun dan bijak.
Penempatan masyarakat Indonesia sebagai salah satu yang terburuk dalam survei Microsoft dalam Digital Civility Index bulan Februari 2021 lalu adalah cambuk untuk berbenah bukan saling menyalahkan atau mencari kambing hitam.
Pandemi telah memaksa kita melompati proses transformasi digital, perlu sinergi berbagai pihak untuk terus meningkatkan kesiapan kita tak hanya secara infrastruktur teknis tetapi juga keadaban dan kesiapan manusianya selaku subyek.