“Sebelumnya semua orang di sekitar kami memakai masker dan itu membantu melindungi anak saya yang berusia satu tahun. Tapi sekarang, jika kami pergi dan sebagian orang membuka maskernya, saya tidak tahu apakah mereka divaksin atau tidak. Karena itu berpotensi bahaya bagi anak-anak kami,” kata Dr. Leana Wen, mantan Komisaris Kesehatan Baltimore.
Gubernur Maryland, Larry Hogan, saat ini telah mengizinkan agar yang sudah divaksin tidak memakai masker.
Akan tetapi, ia memberikan keleluasaan bagi mereka yang ingin tetap meminta penggunaan masker.
“Tidak ada cara untuk membedakan antara orang yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi dari dasar persyaratan hukum. Jadi kami masih menasihati orang-orang yang belum divaksinasi bahwa itu (masker) akan membantu mereka tetap aman. Orang-orang yang divaksinasi, mereka benar-benar aman dan siap untuk pergi. Anda tahu membuat hidup mereka kembali normal,” ujar dia.
Sejumlah pemimpin kesehatan komunitas juga menilai, pencabutan aturan soal kewajiban penggunaan masker ini terlalu cepat.
“Anda masih menghadapi situasi di mana sebagian besar masyarakat belum sepenuhnya divaksinasi,” kata Dr. Shereef Elnahal Kepala eksekutif Rumah Sakit Universitas Newark, seperti dikutip dari NY Times.
“Mencabut larangan tanpa verifikasi vaksin di daerah-daerah yang didominasi komunitas minoritas yang mengalami masa sulit dengan pandemi, berisiko tinggi,” kata dia.
Sementara itu, John Moore, seorang ahli virologi di Weill Cornell Medicine New York, menilai, orang perlu menilai kenyamanan mereka sendiri sesuai dengan kondisinya.
Pengumuman oleh CDC itu bertolak belakang dengan pengumuman dua minggu sebelumnya. Saat itu, CDC justru merekomendasikan agar orang yang telah divaksinasi tetap memakai masker di mana pun berada.
Namun, mengutip DW, dalam pertemuan dengan sejumlah gubernur, Joe Biden mengakui perlu menunjukkan manfaat vaksin.
"Saya ingin mengatakan bahwa kami telah memvaksinasi orang sepenuhnya, kami harus mulai bertindak seperti itu," Gubernur Utah, Spencer Cox, dalam pertemuan itu,
Sementara itu, CDC menyebutkan, dari data baru yang dikumpulkan, menunjukkan bahwa vaksin bekerja dengan baik dan tahan terhadap berbagai varian.
Selain itu, orang yang telah divaksin lebih kecil kemungkinannya menularkan virus.
“Kami mengikuti sains di sini,” kata Walensky.
Walensky merujuk pada penelitian di Israel. Ia mengatakan, beberapa orang masih tertular Covid-19 meski sudah divaksinasi. Akan tetapi, hal itu jarang terjadi.
Menurut dia, berdasarkan bukti yang ada, infeksi pada orang yang telah divaksin cenderung lebih ringan, lebih singkat, dan lebih sulit untuk menyebar kepada orang lain.
Namun, ia mengingatkan, ketika orang yang divaksinasi mengalami gejala Covid-19, maka mereka harus segera mengenakan kembali maskernya dan menjalani tes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.