Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Mudik Lebaran, Tes Acak, dan Penerapan Contraflow...

Kompas.com - 16/05/2021, 13:05 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah ramai soal mudik Lebaran, pemerintah kini dihadapkan dengan arus balik pemudik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan berupaya mengantisipasi penularan Covid-19 akibat arus balik mudik.

Meski perjalanan dii sektor udara, di laut dan kereta api turun sampai 10 persen, namun akumulasi perjalanan sampai saat ini masih 55 persen.

"Akumulasi pergerakan ini adalah kurang lebih 55 persen dari pra sampai peniadaan," kata Budi Karya dalam konferensi pers, Sabtu (15/5/2021).

Baca juga: Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diduga Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia

Lantas, upaya apa saja yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik saat pandemi?

1. Pos tes swab antigen

Menhub Budi Karya mengatakan, pemerintah akan menyiapkan pos tes swab antigen di pintu masuk antara Sumatera-Jawa dan Bali-Jawa.

"Yang mandatory (wajib) akan dilakukan di dua tempat, di Bakauheni dan Gilimanuk," kata dia.

Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan memberikan subsidi alat tes antigen yang akan digunakan di pos mandatory dan 21 titik tol di pulau Jawa.

"Kita memang melihat kemungkinan, kalau tidak dilakukan suatu manajemen upaya-upaya tertentu maka akan timbul Covid baru, baik di daerah asal maupun di daerah kota-kota besar," terang Budi Karya.

Ia menegaskan bahwa aturan ini diberlakukan bukan untuk menyusahkan masyarakat, tetapi untuk kepentingan bersama.

"Proses yang kita lakukan dengan melakukan rapid ini bukan hal yang membuat susah. Justru ini membuat kita bersama menjadi waspada," imbuh dia.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

2. Random tes

Upaya skrining dilakukan dengan mewajibkan mereka yang masuk jalan tol untuk menunjukkan hasil negatif dari tes swab antigen.

Selain menyediakan pos tes swab antigen, pemerintah juga akan melakukan random tes di beberapa tempat.

Ini untuk mengantisipasi pemudik atau pelaku perjalanan yang belum melakukan tes Covid-19.

"Kalau mereka belum (tes Covid-19), maka kami terpaksa melakukan random test di titik-titik tertentu yang dilakukan di rest area," kata Budi Karya.

Selain rest area, random tes juga akan dilakukan di beberapa kota.

Baca juga: Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?

3. Contraflow

Lebih lanjut, Budi mengimbau kepada masyarakat agar menghindari perjalanan di arus puncak mudik Lebaran, terutama H+2.

"Kita memang memproyeksikan kemungkinan pascabalik itu terkaji pada tanggal 16 dan 20 (Mei). Oleh karenanya kita mengimbau masyarakat agar jangan di titik tanggal tersebut karena memang akan penuh," jelas dia.

Jika lonjakan arus balik terjadi, maka Kementerian Perhubungan, bekerja sama dengan pihak terkait akan menerapkan contraflow.

Contraflow atau lawan arus ialah sistem pengaturan lalu lintas yang mengubah arah normal arus kendaraan pada suatu jalan raya.

"Kemungkinan kalau terjadi suatu lonjakan yang over, kemungkinan kita akan lakukan contraflow dari segi lalu lintas," ucap Budi Karya.

Baca juga: Video Viral Pengantar Jenazah Diduga Mengamuk di Gerbang Tol Tamalanrea Makassar, Ini Kronologinya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com