Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Covid-19 Diliburkan saat Lebaran, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 11/05/2021, 17:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan libur Lebaran 2021 pada 12, 13, dan 14 Mei 2021.

Selama masa libur Lebaran, program vaksinasi Covid-19 juga akan ditiadakan.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

"Hanya pas Lebaran saja tidak ada vaksinasi. Selanjutnya akan tetap ada vaksinasi," kata Nadia kepada Kompas.com, Senin (10/5/2021) sore.

Nadia mengatakan, kendati libur saat libur Lebaran, hal tersebut tidak akan mengganggu jalannya program vaksinasi Covid-19 yang telah disusun oleh pemerintah.

"Mundur 2-4 hari tidak masalah, dan ini sudah diatur sebenarnya oleh sistem," kata Nadia.

Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong: Jadwal, Harga, dan Vaksin yang Digunakan

Data vaksinasi Covid-19 nasional

Mengutip data Kemenkes per Selasa (11/5/2021) pukul 12.00 WIB, diketahui bahwa 7 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah mendapatkan 1 dosis vaksin.

Berikut cakupan vaksinasi untuk dosis 1 dan 2:

  • Total vaksinasi dosis 1: 13.615.313 penerima (33,74) persen
  • Total vaksinasi dosis 2: 8.870.424 penerima (21,98) persen

Rincian kategori penerima vaksin adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kesehatan, sasaran penerima 1.468.764

  • Vaksinasi dosis 1: 1.501.578 penerima
  • Vaksinasi dosis 2: 1.367.394 penerima

2. Lanjut usia, sasaran penerima 21.553.118

  • Vaksinasi dosis 1: 2.780.114 penerima
  • Vaksinasi dosis 2: 1.809.822 penerima

3. Petugas publik, sasaran penerima 17.327.167

  • Vaksinasi dosis 1: 9.332.804 penerima
  • Vaksinasi dosis 2: 5.692.514 penerima

Baca juga: Dipersingkat, Begini Alur Vaksinasi Covid-19 Terbaru

Provinsi dengan vaksinasi terbanyak

Berikut 5 provinsi di Indonesia dengan cakupan vaksinasi terbanyak, data per 9 Mei 2021.

Vaksinasi dosis 1

  • Bali 121,72 persen
  • DKI Jakarta 70,71 persen
  • DI Yogyakarta 58,43 persen
  • Kepulauan Riau 45,23 persen
  • Jawa Timur 43,7 persen

Vaksinasi dosis 2

  • Bali 49,31 persen
  • DKI Jakarta 47,1 persen
  • DI Yogyakarta 38,03 persen
  • Kalimantan Timur 25,77 persen
  • Bangka Belitung 24,75 persen

Baca juga: Profil Vaksin Sinopharm yang Disetujui WHO, Kemanjuran hingga Harganya

Vaksinasi Gotong Royong

Pemerintah akan memulai program vaksinasi Gotong Royong bagi perusahaan swasta setelah libur lebaran.

Program vaksinasi gotong royong mulai 17 Mei 2021 atau setelah Idul Fitri.

Pengadaan vaksin Covid-19 untuk vaksinasi gotong royong tersebut dibebankan kepada perusahaan swasta.

Kemudian, vaksin diberikan secara gratis kepada karyawan atau buruh serta keluarganya.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menetapkan biaya vaksinasi gotong royong yang diperuntukkan bagi perusahaan.

"Sudah ditetapkan harga vaksin Rp 375.000 per dosis dan penyuntikan Rp 125.000, sehingga totalnya Rp 500.000," kata Airlangga, seperi diberitakan Kompas.com, Senin (10/5/2021).

Terdapat dua jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk vaksinasi Gotong Royong, yakni vaksin buatan Sinopharm, dan vaksin buatan CanSino Biologics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com