Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sianida dalam Kasus Sate Beracun, Bahaya, dan Pertolongan Pertamanya

Kompas.com - 04/05/2021, 18:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus sate beracun yang menewaskan Naba Faiz (10) anak seorang pengendara ojek online di Bantul, DIY menyedot perhatian masyarakat dalam beberapa hari terakhir.

Dari hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY mengungkap ada kandungan potasium sianida (kalium sianida) dalam paket sate beracun yang dikirim pelaku Nani Apriliani Nurjaman (25). 

Baca juga: Kronologi Kasus Sate Beracun di Bantul: Sakit Hati Tak Jadi Dinikahi

Apa sebetulnya kalium sianida dan seberapa berbahayanya jika tertelan oleh manusia?

Senyawa beracun

Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono menjelaskan, sianida adalah senyawa kimia yang sangat beracun.

Senyawa ini mudah larut dalam air, sehingga sangat sulit untuk mendeteksi apakah bahan makanan misalnya telah terpapar oleh senyawa potasium sianida ini kecuali dengan melakukan analisis menggunakan alat khusus di laboratorium.

Joddy juga mengatakan, sianida juga digunakan dalam berbagai proses kimia, seperti fumigasi, pengerasan besi dan baja, elektroplating, dan pemurnian bijih.

"Tidak semua orang dapat mencium bau dari sianida, karena pada dasarnya sianida tidak selalu mengeluarkan bau. Sekalipun berbau, sianida akan tercium seperti kacang almond pahit," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (4/5/2021).

Selan itu, bentuk dari sianida ini sendiri juga beragam. Mulai dari sianida potasium (KCN) dan sianida sodium (NaCN) yang berbentuk kristal, serta berbentuk gas yang tidak berwarna seperti sianogen klorida (CNCI) dan hidrogen sianida (HCN).

Baca juga: Mengenal Kalium Sianida dalam Sate Beracun, Penyebab Tewasnya Anak Pengemudi Ojol di Bantul

Batas berbahaya

Joddy menyebutkan, dosis ambang batas berbahaya senyawa sianida yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah 1,5 mg/kg berat badan manusia.

Misalnya seseorang yang memiliki berat badan 70 kg, maka ambang batas dosis bahaya sianida dalam tubuh orang tersebut adalah 105 mg/70 Kg berat tubuh manusia.

"Dalam dosis mg saja memiliki efek yang sangat mematikan bagi tubuh manusia, apalagi jika terpapar, terhirup bahkan tertelan pada dosis lebih besar dari ambang batasnya," jelas dia. 

Seseorang yang terpapar, terhirup atau tertelan senyawa sianida akan mengalami beberapa gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, pernafasan cepat, denyut jantung cepat dan tubuh terasa lemah.

Bahkan lebih fatal lagi bila terpapar, terhirup atau tertelan senyawa sianida dalam konsentrasi yang tinggi akan mengakibatkan denyut jantung yang melambat, kejang, kerusakan paru-paru, tekanan darah rendah serta mengalami gagal nafas yang berujung pada kematian.

Baca juga: 7 Fakta Racun Potasium Sianida dari Bentuk hingga Efek Samping

Pertolongan pertama

Berdasarkan Lembar Data Keselamatan Bahan dari potassium sianida, ada beberapa metode penanganan pertama terhadap seseorang yang terpapar senyawa ini.

Jika terkena mata maka segera basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com