KOMPAS.com - Kompor adalah piranti mematangkan masakan yang sudah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.
Jika berbicara tentang sejarah kompor, kita harus membahas juga akan sejarah perkembangan dapur.
Dimana bentuk dapur seperti yang dimiliki oleh rumah-rumah modern masa kini, lahir sekitar 150 hingga 200 tahun yang lalu. Tentu saja, dapur masa lalu, lebih sederhana peralatannya dibanding dapur masa kini.
Namun paling tidak, dapur sudah serupa ruang yang terpisah dari ruang rumah lainnya dan di dalamnya dilengkapi dengan perkakas mengolah bahan makanan.
Di tahun itu sudah ada kompor yang serupa dengan tungku, yaitu berbahan bakar kayu. Namun tungku ini sudah didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai meja kompor listrik kuno yang dilengkapi dengan cerobong asap kecil tempat mengeluarkan asal bakaran kayu.
Dilansir dari smithsonianmag, perkembangan kompor sebagai alat masak indoor dibagi menjadi beberapa fase sesuai era yang ada.
1. Zaman kuno
Di masa Mesir Kuno dan Romawi Kuno, para wanita menggunakan tungku dari batu merah yang diisi kayu bakar untuk mematangkan roti.
Desain tungku di zaman ini dikatakan tak beda jauh dengan tungku atau oven berbahan bakar kayu masa kini yang sering digunakan untuk memanggang pizza.
2. Dinasti Qin
Di masa 207 SM, masyarakat di bawah pemerintahan Dinasti Qin juga menggunakan tungku kayu. Hal ini dipertegas dengan penemuan tungku api dari tanah liat yang diperkirakan berasal dari kisaran masa tersebut.
3. Kolonial Amerika (akhir abad ke-16).
Di masa ini, mematangkan roti dan daging masih tetap menggunakan tungku dari batu bata yang ditata rapi.
Tungku tradisional ini tentu saja tak memiliki pengatur suhu. Jadi ketika memanggang roti, para tukang masak akan mengatur suhunya dengan cara manual.
Yaitu memasukkan tangan ke rongga tunggu untuk merasakan tinggi suhu. Jika kurang panas, mereka akan memasukkan lebih banyak kayu. Jika terlalu panas, mereka akan membuka pintu dan membiarkan angin dari luar mendinginkan tungku.
Baca juga: Profil Penemu Pulpen: Laszlo Biro
4. 1795