Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Situasi di India Bisa Terjadi di Mana Saja

Kompas.com - 01/05/2021, 16:46 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa memperingatkan, krisis Covid-19 di India dapat terjadi di negara mana pun.

Peringatan itu juga dikhususkan bagi negara-negara yang sekarang melonggarkan pembatasan.

"Sangat penting untuk menyadari bahwa situasi di India dapat terjadi di mana saja. Ini masih menjadi tantangan besar di negara-negara tersebut," kata Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge, dikutip dari Insider, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Gelombang Kedua Virus Corona di India, Infeksi Tertinggi, dan Membeludaknya Layanan Kremasi...

India sedang menghadapi gelombang besar virus yang membanjiri rumah sakit, krematorium, dan kamar mayat.

Banyak warga sekarat tanpa mendapatkan bantuan karena rumah sakit tidak memiliki cukup ruang atau oksigen untuk merawat mereka.

Negara itu telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari selama lebih dari satu minggu.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Kerabat pasien meninggal Covid-19 tampak putus asa dalam prosesi kremasi di Jammu, India, pada Minggu (25/4/2021). Krematorium dan permakaman India kewalahan menangani banyaknya pasien meninggal virus corona yang bertambah cepat dari hari ke hari.AP PHOTO/CHANNI ANAND Kerabat pasien meninggal Covid-19 tampak putus asa dalam prosesi kremasi di Jammu, India, pada Minggu (25/4/2021). Krematorium dan permakaman India kewalahan menangani banyaknya pasien meninggal virus corona yang bertambah cepat dari hari ke hari.

Kluge menuturkan, negara-negara seharusnya tidak melonggarkan tindakan yang membatasi pertemuan besar, terutama negara-negara yang tidak memiliki tingkat vaksinasi yang cukup tinggi atau memiliki varian yang lebih menular.

"Ketika tindakan perlindungan pribadi dilonggarkan, ketika ada pertemuan massal, ketika ada varian yang lebih menular, dan cakupan vaksinasi masih rendah, ini dapat menciptakan badai yang sempurna di negara mana pun," jelas dia.

Komentar itu muncul ketika semakin banyak negara Eropa secara bertahap mencabut penguncian dan pembatasan.

Bahkan, Uni Eropa berencana mengizinkan warga AS yang sudah divaksin Covid-19 untuk berkunjung ke wilayahnya.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Penyebab lonjakan di India

Untuk diketahui, forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah memperingatkan para pejabat pada awal Maret tentang varian baru di India yang lebih menular.

Namun, pejabat tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar guna menghentikan penyebaran virus, dikutip dari Reuters, Sabtu (1/5/2021).

Jutaan orang yang sebagian besar tidak bermasker bahkan menghadiri festival keagamaan dan demonstrasi politik yang diadakan oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Suasana kremasi masal mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (Covid-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.REUTERS/ADNAN ABIDI Suasana kremasi masal mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (Covid-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.

Sementara itu, puluhan ribu petani terus berkemah di tepi New Delhi memprotes perubahan kebijakan pertanian Modi.

Peneliti Konsorsium Genetika SARS-CoV-2 India (INSACOG) Ajay Parida mengatakan, pihaknya pertama kali mendeteksi B.1.617 atau dikenal sebagai varian virus India, pada awal Februari 2021.

INSACOG membagikan temuannya dengan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) kementerian kesehatan sebelum 10 Maret, memperingatkan bahwa infeksi dapat dengan cepat meningkat di beberapa bagian negara.

Varian India kini telah menjangkau setidaknya 17 negara termasuk Inggris, Swiss, dan Iran, yang menyebabkan beberapa pemerintah menutup perbatasan mereka untuk orang-orang yang bepergian dari India.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kondisi Kesehatan yang Dapat Meningkatkan Risiko Terkena Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com