Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Diaspora China Masa Kini

Kompas.com - 11/04/2021, 12:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Apa pun yang dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat China sedikit-banyak diakui atau tidak diakui memiliki dampak terhadap diaspora masyarakat keturunan China yang tersebar di mancanegara masa kini. Baik secara positif mau pun negatif.

Amerika Serikat

Akibat pagebluk virus Corona dianggap berasal dari Wuhan yang kebetulan berada di wilayah China maka masyarakat keturunan China di Amerika Serikat mengalami perlakuan disriminasi ras yang bahkan merambah ke perilaku kekerasan.

Akibat warga non keturunan Chinese di Amerika Serikat mayoritas tidak bisa membedakan fisiognomi etnis China dengan etnis Asia lainnya, maka masyarakat Asia di Amerika Serikat ikut didiskriminir secara negatif bahkan destruktif.

Apalagi landasan pendirian negara Amerika Serikat pada hakikatnya rasisme. Lembaran sejarah membuktikan bahwa pendatang dari Eropa secara naluriah memang memusuhi maka ganas membantai kaum pribumi Amerika.

Rasisme masih kuat terasa sampai masa kini di kota Alabama dan wilayah pendukung perbudakan mau pun setelah Perang Saudara Amerika yang secara konstitusional menghapus perbudakan.

Ku Klux Klan merupakan fakta pengejawantahan semangat rasisme kaum peyakin supremasi kulit putih. Sebenarnya absurd sebab kulit putih bukan hanya terkait ras namun juga bisa akibat gangguan warna pigmen atau penyakit panu.

Myanmar

Pada saat berkunjung ke Myanmar sekitar sedawarsa yang lalu, saya tidak merasakan adanya sentimen rasisme terhadap warga keturunan China.

Namun akibat penangkapan Aung San Syu Ki oleh junta militer Myanmar yang kebetulan beberapa jendralnya keturunan China sehingga otomatis dianggap dekat dengan Republik Rakyat China maka masyarakat keturunan China di Myanmar terpaksa harus menerima nasib kena getah dicurigai sebagai antek resim militer Myanmar bahkan agen rahasia Republik Rakyat China.

Warga keturunan China diteror serta pabrik-pabrik milik China di Myanmar dibakar setelah kedutaan China di Myanmar didemo.

Kalkuta

Lain Myanmar, lain India meski ada kemiripannya. Puluhan ribu warga keturunan China yang sejak beberapa generasi bermukim dan mencari nafkah di kota Kalkuta, India akibat bentrokan antara tentara India dengan tentara China di perbatasan India dengan China mau pun perang Internet China-India kini berjumlah tinggal sekitar seribu saja akibat mayoritas mengungsi ke Kanada.

Satu per satu toko-toko, salon-salon, restoran dan praktek tukang gigi China di Kalkuta tutup. Namun pusat ajaran Budhisme-Tibet yang berada di India masih tidak terlalu bermasalah sebab Dalai Lama dianggap sebagai seteru bebuyutan Republik Rakyat China.

Indonesia

Program OBOR dianggap kedok neo-imperialisme melalui jalur ekonomi dengan politik hutang bagi pembangunan infra struktur di berbagai negara Asia Tenggara, Afrika dan Eropa Timur.

Gerakan memboikot Olimpiade Musim Dingin di China dapat diyakini ikut terpengaruh oleh gerakan global rasisme terhadap kelompok masyarakat yang dianggap sebagai keturunan China.

Saya pribadi tak henti bersyukur-alhamdullilah diperkenankan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan kemudian bermukim di Indonesia sebagai negara gemah ripah loh jinawi dengan masyarakat yang ramah tamah, toleran dan tidak rasis. Sesuai lirik lagu Indonesia Pusaka mahakarya Ismail Marzuki, “di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata.“  Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com