Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Makanan Paling Berbahaya Bagi Tubuh dan Cara Benar Mengonsumsinya

Kompas.com - 11/04/2021, 11:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa jenis makanan tergolong berbahaya untuk disantap. Entah karena mengandung racun alami, penyimpanan yang sering salah sehingga berpotensi menimbulkan penyakit, atau malah membuat kita terluka ketika akan memakannya.

Dr Keith Kantor, ahli gizi dan CEO dari Nutritional Addiction Mitigation Eating and Drinking Program, menyusun daftar makanan berbahaya yang sebaiknya kita hindari.

Dilansir dari The Insider, ini adalah 10 makanan berbahaya yang bisa merugikan tubuh:

1. Biji buah cherry

Hati-hati jika mengonsumsi buah cherry karena bijinya mengandung zat beracun yaitu hydrogen cyanide atau hidrogen sianida.

Begitu juga biji dari buah plum, aprikot dan peach. Masing-masing memiliki biji yang sebaiknya tidak dikonsumsi.

Meski jika tertelan dalam jumlah kecil tak menimbulkan banyak masalah. Biji ini akan berakibat fatal jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Hidrogen sianida  yang juga terdapat pada singkong ini dapat menimbulkan banyak gangguan kesehatan seperti penyempitan saluran napas, mual, sakit kepala, hingga menyebabkan kematian jika dalam dosis besar.

Solusi: jika ingin mengonsumsi buah cherry, plum atau peach, sebaiknya buang bijinya agar tak menyebabkan masalah di dalam tubuh.

Baca juga: Resep Puding Coklat Saus Peach buat Pemula, Cuma 4 Bahan

2. Casu Marzu

Seperti diberitakan Kompas.com (19/03/2021), casu marzu adalah keju asli Sardinia yang digolongkan ke dalam bahan pangan berbahaya dan masuk kriteria barang ilegal.

Keju ini mengandung belatung. Mengalami proses fermentasi lama hingga secara sengaja ditumbuhkan belatung untuk mencari citarasa paling khas.

Belatung yang ada pada keju tentu saja berbahaya. Jika Anda tak mengunyahnya dengan baik dan benar hingga belatung mati, masih akan ada belatung hidup yang menerobos masuk ke saluran cerna Anda dan berpotensi menimbulkan banyak masalah.

Untuk mengonsumsinya sendiri Anda harus mengenakan kacamata. Agar belatung yang masih hidup tidak meloncat dan melukai mata.

Solusi: sebaiknya konsumsi keju lain yang lebih aman dan bebas bakteri.

Baca juga: Casu Marzu, Keju Paling Berbahaya di Dunia 

3. Hot dog

Hot dog masuk ke dalam daftar sajian berbahaya karena sering membuat tersedak. Seringnya, hal ini terjadi pada anak di bawah usia tiga tahun.

Ilustrasi hot dogUnsplash/Bali Park Brand Ilustrasi hot dog

Sosis yang ada dalam hot dog sering tertelan dalam ukuran besar, sehingga menyumbat saluran napas. 

Solusi: jangan berikan hot dog ke anak usia di bawah 5 tahun. Anak balita belum memiliki kesadaran penuh untuk mengunyah makanan secara sempurna.

4. Kecambah alfalfa

Kebanyakan masyarakat masih asing dengan jenis kecambah ini. Kecambah ini biasa dimakan mentah, digunakan sebagai isian burger atau salad.

Meski berkhasiat mencegah kanker dan termasuk ke dalam golongan super food, namun kecambah alfalfa berpotensi menimbulkan banyak masalah jika tak ditanam di tempat yang benar.

Penelitian Keith Kantor menghasilkan penemuan bahwa dalam kecambah alfalfa sering berkembang biak bakteri Salmonella dan E.Coli. 

Solusi: beli kecambah alfalfa dari produsen tanaman organik yang terpercaya. Atau tanam sendiri dengan media yang terawasi benar kebersihannya.

5. Kerang

Kerang-kerangan selalu menggoda untuk disantap. Namun jika Anda tak piawai dalam mengolahnya, sebaiknya hindari memasak dan mengonsumsi sajian laut ini.

Kerang bisa menimbulkan bahaya jika tak dimasak hingga benar-benar matang. Karena selama hidupnya, kerang menyerap berbagai mikroba dan bakteri berbahaya yang ada di lautan.  

Solusi: masak kerang-kerangan hingga matang benar. Hindari membeli sajian kerang yang dimasak setengah matang.

Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Kerang?

6. Bagel

Bagel berbahaya? Iya jika Anda tak tahu cara mengirisnya dengan benar. Sama seperti alpukat, bagel adalah jenis makanan yang bisa menyebabkan kecelakaan di dalam dapur. 

Ilustrasi bagel.Dok. Shutterstock/ littlenySTOCK Ilustrasi bagel.

Bagel sendiri memiliki tekstur yang keras dan susah dipotong. Dan sebagian besar resep, mengharuskan memotong bagel menjadi dua bagian sama besar.

Dalam data yang dikumpulkan US Product Safety Commision, pada tahun 2011 bagel sudah mengirim sekitar 2000 orang ke unit gawat darurat berbagai rumah sakit karena luka teriris pisau.  

Solusi: konsumsi bagel layaknya di negara aslinya yaitu Polandia. Di sana bagel tak diiris tengah, namun dikonsumsi utuh seperti donat.

7.  Kentang hijau

Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, kentang hijau menimbulkan masalah dalam tubuh.

Kentang hijau mengandung solanin, yaitu racun kelompok glikoalkaloid. Dalam tumbuhan termasuk kentang, racun ini digunakan untuk melindungi mereka dari para herbivora.

Ketika terkonsumsi dalam jumlah besar, solanin dapat memicu efek mual, sakit kepala, radang tenggorokan hingga halusinasi.

Dalam penelitian medis, mengonsumsi kentang hijau dalam takaran 3 hingga 6 mg bisa menyebabkan kematian. 

Solusi: agar aman, buang bagian hijau dari kentang. Konsumsi yang berwarna coklat saja yang bebas solanin.  

8. Almon mentah

Kacang almonUnsplash/Nacho Fernandez Kacang almon

Buah badam atau almon yang masih hijau mengandung sianida. Sianida ini akan luntur dan hilang jika dipanaskan dengan suhu maksimal.

Solusi: konsumsi almon yang sudah matang dan berada dalam kemasan siap saji. 

Baca juga: Khasiat Istimewa Almon untuk Kulit Kencang dan Minim Selulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com