Ia menambahkan, pada 28 Maret 2021 hingga 6 April 2021 khususnya wilayah NTB-NTT telah masuk dalam wilayah yang diberikan peringatan dini untuk potensi hujan lebat sebagai dampak dari keberadaan sistem tekanan rendah tersebut.
Adapun Siklon Tropis Seroja mulai terbentuk pada 5 April 2021 jam 01.00 WIB di sekitar Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
"Ketika pertama kali terdeteksi sebagai pusat tekanan rendah di wilayah perairan ini, pada tanggal 2 April 2021," ujar Miming.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Dua Bibit Siklon Tropis
Terkait adanya siklon ini, kondisi atmosfer-laut di wilayah NTT yang signifikan cukup berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan bibit siklon 99S menjadi siklon tropis Seroja.
Peningkatan dipengaruhi oleh suhu muka permukaan yang cukup hangat, kelembapan udara yang tinggi, dan suplai massa udara lembap, pola siklonal angin yang cukup kuat, serta shear vertikal yang lemah.
"Kondisi tersebut diperkuat dengan aktifnya beberapa gelombang atmosfer seperti Rossby Equatorial dan MJO di saat yang bersamaan," katanya lagi.
"Di mana saat itu MJO sedang aktif di fase 5 (wilayah Indonesia bagian tengan-timur) dan bersamaan dengan gelombang rossby ekutorial yang dapat memperkuat konvektifitas udara yang mendukung proses pertumbuhan siklon tropis lebih intens," lanjut dia.
Baca juga: Puluhan Warga di Banten Tersambar Petir, Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?