Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Wakil Presiden RI: Umar Wirahadikusumah (1983-1988)

Kompas.com - 21/03/2021, 15:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umar Wirahadikusumah merupakan Wakil Presiden ke-3 Republik Indonesia.

Ia menjabat sebagai Wapres di era kepemimpinan Presiden Soeharto, dari 1983 hingga 1988, menggantikan Adam Malik.

Karir Umar yang gemilang, dari hanya pegawai perkebunan di Sumedang, hingga menjadi Pangkostrad dan terpilih sebagai Wapres.

Seperti apa profil dari Umar Wirahadikusumah ini? Simak selengkapnya.

Baca juga: Profil Presiden Ketujuh RI: Joko Widodo

Masa kecil

Umar lahir pada 10 Oktober 1924 di Situradja, Sumedang, Jawa Barat.

Ia putra kelima dari pasangan Raden Rangga Wirahadikusumah, Wedana Ciawi, Tasikmalaya dan Rd Ratnaningrum, putri Patih Demang Kartamenda di Bandung.

Harian Kompas, 1 Maret 1983 memberitakan, ibunya meninggal dunia ketika Umar jasih kecil.

Sepeninggal ibunya, ia dan saudara-saudaranya dirawat oleh neneknya, Nyi R Raja Juwita yang ketika itu tinggal di Cicalengka.

Selama di Cicalengka, Umar sempat masuk taman kanak-kanak dan kelas satu di HIS.

Setelah neneknya meninggal, ayahnya yang saat itu menjadi wedana membawanya ke Ciawi sekitar 1928-1929. Umar pun melanjutkan sekolah di ELS Tasikmalaya dan MULO Pasundan.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Mohammad Hatta (1945-1956)

Remaja

Saat remaja, Umar memiliki paras yang tampan dan bertubuh atletis. Karena wajahnya yang miril Errol Flyn, Umar mendapat julukan si Errol Flyn MULO Pasundan.

Meski berasal dari keluarga terpandang, Umar tak pernah menunjukkan statusnya dan bergaul dengan siapa pun.

Saat menghadapi masa-masa terakhir kelas tiga di MULO, Jepang masuk ke Indonesia.

Beruntung, Umar sempat ikut ujian akhir dan memperoleh ijazah darurat sebelum sekolah itu dibubarkan.

Ia juga sempat mendaftar di Mosvia, Bandung. Namun sebelum mengikuti uji masuk, sekolah tersebut ditutup oleh Jepang.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Adam Malik (1978-1983)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com