Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Beli dan Lakukan Tes Antigen Covid-19 Sendiri, Ini Bahayanya

Kompas.com - 14/03/2021, 19:50 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Kami selalu tekankan, hati-hati mengambilnya harus pakai APD yang sesuai," kata dia.

Tujuan menggunakan APD adalah mencegah risiko penularan virus. Jika pengambilan sampel dilakukan sendiri, kemungkinan besar mereka tidak mengenakan APD.

"Tujuannya supaya nanti pas ngambil, ada potensi-potensi aerosol yang bisa kena ke yang ngambil. Itu yang harus diperhatikan," tutur Aryati.

Penjualan online memberi peluang masyarakat melakukan tes sendiri, tanpa memperhatikan penggunaan APD. Hal ini dapat meningkatkan risiko penularan.

Tempat tes

Pada Agustus 2020 lalu, pemerintah sempat menetapkan ketentuan tempat pengambilan sampel untuk tes Covid-19, yaitu menggunakan bioseptilab.

Bioseptilab menerapkan protokol ketat dan tidak boleh ada sembarangan orang masuk. Kini protokol lebih longgar, asalkan sirkulasi udara baik dan tidak berkerumun. 

Pembelian dan penggunaan alat tes rapid antigen mandiri berisiko melanggar ketentuan ini. Apalagi, jika sampelnya diambil dari hidung atau nasofaring.

"Apalagi mereka yang mengerjakannya sendiri ya. Misal, ngerjakannya kurang bisa masuk sampai ke nasofaring kan ada aturannya," kata Ariaty.

Limbah medis

Alat tes rapid antigen yang beredar secara ilegal di masyarakat juga dapat menimbulkan bahaya limbah medis.

Prosedur dan panduan tes dirancang sedemikian rupa, agar limbah medis tidak mencemari lingkungan hidup. 

Limbah infeksius adalah limbah medis yang berisiko menularkan atau telah tercemar oleh penyakit pasien.

Aryati memberi gambaran perbedaan alat tes infeksius dan bukan infeksius. Ia membandingkan alat tes kehamilan dan alat tes repid antigen.

Alat tes kehamilan dikatakan tidak infeksius karena mengambil sampel urin dan tujuannya untuk mendeteksi janin, bukan penyakit menular.

Sementara, alat tes rapid antigen ditujukan untuk mendeteksi penyakit menular. Maka, baik hasilnya positif atau negatif, limbah dari alat tersebut ada kemungkinan sudah tercemari oleh virus. 

Aryati menjelaskan, meski cara kerjanya tampak sederhana, tetapi alat tes rapid antigen termasuk dalam limbah infeksius, sehingga tidak bisa sembarangan membuangnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com