Menurutnya, dua peristiwa itu merupakan preseden buruk bagi demokrasi. Sebab, beberapa riset menemukan adanya intervensi istana dengan memenangkan orang-orang yang mendukung pemerintah.
Namun, konflik yang terjadi pada Partai Demokrat ini lebih ekstrem dari sebelumnya.
Jika perpecahan di tubuh Partai Golkar dan PPP melibatkan internal partai, yang terjadi saat ini adalah Moeldoko yang notebane bukan kader Partai Demokrat.
"Nah ini menurut saya menjadi preseden yang sangat buruk, dengan begitu habis sudah oposisi, meskipun selama ini demokrat tidak bisa juga disebut oposisi," jelas dia.
Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh?
Ia menuturkan, mustahil jika Jokowi tidak mengetahui apa yang telah dilakukan bawahannya, tetapi tetap membiarkannya.
"Moeldoko ini bukan hanya dekat, tetapi bagian dari istana. Jadi Pak Jokowi tidak mungkin tidak tahu apa yang dilakukan bawahannya," kata dia.
"Kalau dalam budaya Jawa, membiarkan kan berarti mengizinkan," lanjutnya.
Baca juga: Jadi Trending Topic, Berikut Sejarah Partai Demokrat...