Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trenggiling Terancam Punah, Pentingnya Edukasi dan Rehabilitasi

Kompas.com - 05/03/2021, 14:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Tepat pada 3 Maret 1973, naskah konvensi Cites disepakati oleh 80 negara termasuk Indonesia. CITES adalah Convention on International Trades of Endangered Species of Wild Flora and Fauna. 

Menurut laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, CITES adalah satu-satunya perjanjian untuk memastikan bahwa perdagangan internasional tanaman dan hewan tidak mengancam kelangsungan hidup mereka di alam bebas.

Meski setiap Maret diperingati sebagai bulannya konvensi CITES dan perlindungan hukum terhadap lingkungan hidup juga ada, namun perdagangan satwa liar masih terus berjalan.

Manager dari Friends of The National Parks Foundation (FNPF) Borneo, Bagas Dwi Nugrahanto, mengatakan bahwa Kalimantan memiliki puluhan endangered species atau spesies satwa yang dilindungi.

Baca juga: 172 Tahun Hilang, Burung Pelanduk Kalimantan Kembali Ditemukan Warga, Difoto Lalu Dilepaskan

"Mulai dari orang utan, beruang madu, macan dahan, juga ragam spesies burung dan trenggiling," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (5/3/2021).

Perdagangan satwa ilegal terus ada di Kalimantan. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah perburuan dan perdagangan satwa liar trenggiling.

Berdasar data FNPF selama tiga tahun terakhir, ada 60. 624 ekor trenggiling yang berhasil diamankan dari perdagangan ilegal di Kalimantan.

Data tersebut terkumpul dari lima provinsi, yaitu:

  • Kalimantan Barat 16.128 ekor trenggiling
  • Kalimantan Tengah 9.324 ekor trenggiling
  • Kalimantan Selatan 3600 ekor trenggiling
  • Kalimantan Timur 12.600 ekor trenggiling
  • Kalimantan Utara 18.972 ekor trenggiling. 

Baca juga: KKP Ambil Alih Otoritas Pengelolan Ikan CITES dari KLHK, Apa Tujuannya?

Dijual per kilo

Jika berbicara soal perdagangan satwa liar, akan merujuk pada dua segmen.

Dua segmen itu yaitu perdagangan untuk koleksi barang antik dan perdagangan untuk stok bahan baku.

Stok bahan baku di sini bisa untuk konsumsi, atau sebagai bahan utama pembuatan kosmetik juga obat. 

Di segmen barang antik, kebanyakan satwa yang diburu dan diperdagangkan adalah aneka burung liar seperti rangkong gading. Dimana paruh rangkong adalah yang diincar, untuk diukir dan digunakan sebagai barang koleksi mahal.

Baca juga: Legenda Ini Jadi Alasan Kenapa Trenggiling Marak Dijual Ilegal

Trenggiling sendiri diincar sisiknya. Oleh pemburu, dagingnya terkadang dikonsumsi sendiri karena kurang laku dijual. Sedangkan sisiknya akan dikumpulkan dan dijual per kilo.

Di dataran China, sisik trenggiling laku keras. Dianggap mujarab menyembuhkan penyakit sehingga diramu menjadi obat tradisional. 

Dilansir Kompas.com (14/3/2020), Dr. Benoit Goosens memaparkan bahwa konsumsi satwa liar seperti trenggiling justru mampu menimbulkan penyakit zoonosis seperti SARS, MERS dan juga Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com