KOMPAS.com - Organisasi Konsumen Eropa (BEUC) menerbitkan rilis mengenai komplain konsumen Eropa untuk aplikasi TikTok pada Selasa (16/2/2021).
Komplain tersebut memuat hal utama mengenai perlindungan konsumen untuk kelompok usia anak terhadap konten yang kurang pantas.
Dilansir dari Reuters, TikTok menghadapi kritik yang berkembang tentang privasi dan kebijakan keamanannya menyusul sejumlah insiden.
Baca juga: Video Viral Uang Pecahan Rp 100.000 Tidak Dipotong, Ini Penjelasan BI
TikTok’s ad practices are problematic. It claims that ads specifically targeting children are not allowed while knowing that many of its users are minors. Even more so, it gives an option for businesses to target users aged 13-17, a direct contradiction to its alleged policy. pic.twitter.com/qpCqY9Bb6Y
— The Consumer Voice (@beuc) February 16, 2021
BEUC merupakan organisasi independen untuk perlindungan konsumen di Eropa yang mewadahi 32 negara.
Adapun TikTok ialah media sosial berbasis video, besutan ByteDance China.
Masih dari Reuters, TikTok telah berkembang pesat dalam popularitas di seluruh dunia, terutama di kalangan remaja.
Baca juga: Modus TikTok Cash yang Akhirnya Diblokir Pemerintah
Salah satu fasilitas TikTok ialah di mana pengguna dapat membeli koin untuk digunakan sebagai hadiah virtual bagi selebriti TikTok yang kinerjanya mereka sukai.
BEUC menilai, persyaratan atau kebijakan yang diterapkan TikTok dirasa tidak adil dan praktiknya menyesatkan.
Khususnya untuk kelompok usia anak-anak dan remaja, yang merupakan bagian penting dari audiens TikTok harus dilindungi secara memadai terkait keterpaparan mereka terhadap pemasaran, iklan tersembunyi, dan konten yang tidak pantas.
“Anak-anak suka TikTok, tetapi perusahaan gagal melindungi mereka. Kami tidak ingin anak bungsu kami terpapar iklan tersembunyi yang tersebar luas dan tanpa disadari berubah menjadi baliho ketika mereka hanya mencoba bersenang-senang," kata Direktur Jenderal BEUC, Monique Goyens.
Baca juga: 4 Fakta Seputar TikTok Cash, Layanan yang Baru Saja Diblokir Kominfo
Masalah lain yang dikeluhan, yaitu klaim persyaratan penggunaan yang tidak adil. Hal ini berkaitan dengan hak cipta.
BEUC mencatat bahwa TikTok memberikan hak yang tidak dapat dibatalkan untuk menggunakan, mendistribusikan, dan mereproduksi video yang dipublikasikan oleh pengguna tanpa imbalan.
TikTok juga dianggap tidak menginformasikan secara jelas kepada penggunanya, terutama dengan cara yang dapat dipahami oleh anak-anak dan remaja, tentang data pribadi apa yang dikumpulkan, untuk tujuan apa dan untuk alasan hukum apa. Namun, informasi ini penting bagi konsumen saat menggunakan layanan Tik Tok.
Pengguna juga sering dipicu untuk berpartisipasi dalam tantangan tagar bermerek di mana mereka didorong untuk membuat konten dari produk tertentu.
Influencer populer sering kali menjadi titik awal dari tantangan atau challenge semacam itu, maksud komersial biasanya disembunyikan untuk pengguna.
BEUC menilai praktik semacam ini menjadikan anak dan remaja rentan terhadap iklan terselubung dan konten yang berpotensi berbahaya.
Baca juga: Mengenal TikTok, Aplikasi yang Akan Dilarang Trump
Selain keluhan BEUC, organisasi konsumen di 15 negara telah memberi tahu otoritas mereka dan mendesak mereka untuk bertindak.
Menanggapi hak itu, pihak TikTok mengkonfirmasi akan mengadakan pertemuan dengan BEUC terkait keluhan tersebut.
"Kami selalu terbuka untuk mendengar bagaimana kami dapat meningkatkan, dan kami telah menghubungi BEUC karena kami akan menyambut pertemuan untuk mendengarkan keprihatinan mereka," kata juru bicara TikTok, dilansir dari Reuters, Selasa (16/2/2021).
Perusahaan TikTok mengatakan telah mengembangkan ringkasan dalam aplikasi, tentang kebijakan privasinya untuk memudahkan remaja memahami tentang privasi.
Baca juga: Mengenal Aplikasi BiP yang Dilirik Pengguna WhatsApp Selain Telegram