Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Kala Virus Corona Terus Menggila

Kompas.com - 03/02/2021, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMBERLAKUAN Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah dinilai gagal. Program yang digelar sejak 11 Januari 2021 ini tak mampu menekan angka penularan Covid-19.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa menyembunyikan kekesalan dan kegundahannya perihal penanganan pandemi Covid-19 ini.

Berbagai kebijakan yang ditelorkan pemerintah guna menahan laju penularan virus corona seolah majal, termasuk PPKM.

Program yang sudah berjalan hampir satu bulan ini tak menunjukkan hasil yang signifikan. Alih-alih bisa mengendalikan, angka kasus penularan virus asal Wuhan, China, ini malah naik tajam.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat tajam sejak Januari 2021. Angka peningkatan kasus baru dalam setiap hari dapat menembus angka 10 ribu, bahkan mencapai lebih dari 14 ribu kasus baru.

Merujuk data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Selasa (2/2/2021) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 10.379 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan tersebut menyebabkan jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.099.687 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus perdana Covid-19 pada 2 Maret 2020.

Tertinggi di Asia

Indonesia kini menduduki peringkat pertama dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Asia, mengalahkan India yang sebelumnya memiliki jumlah kasus aktif terbanyak.

Kasus aktif merupakan jumlah orang yang masih dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Hingga Selasa (2/2/2021), Indonesia memiliki 175.349 kasus aktif. Sementara India hanya memiliki 164.278 kasus aktif.

Pemerintah sudah melakukan segala cara guna menekan laju penularan virus corona. Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menggalakkan 3 M (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan), vaksinasi hingga PPKM. Namun hingga kini pandemi masih tak terkendali.

Menurut Jokowi, berbagai kebijakan tersebut tidak efektif karena tidak dilaksanakan secara maksimal. Implementasi di lapangan tidak tegas, sehingga esensi dari pembatasan kegiatan masyarakat ini tidak terlihat dan tidak menurunkan mobilitas di lapangan.

Untuk itu Jokowi meminta, kebijakan untuk menekan laju penularan Covid-19 perlu dilakukan dengan lebih tegas dan konsisten.

Lockdown?

Kekecewaan Jokowi berbuntut panjang. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menuding, kegagalan kebijakan PPKM karena masyarakat tidak patuh dan tak disiplin dengan protokol kesehatan.

Satgas berdalih, pelaksanaan PPKM di Pulau Jawa dan Bali bisa berjalan efektif apabila masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan 3M dan ketentuan lainnya yang berlaku selama masa PPKM dan penegakan peraturan PPKM oleh pemerintah daerah.

Angka penularan masih terus naik tajam karena selama masa PPKM masih banyak masyarakat yang lalu lalang dan tidak mematuhi protokol kesehatan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com