Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selandia Baru Terbaik Tangani Covid-19, seperti Apa Penanganan di Sana?

Kompas.com - 29/01/2021, 14:42 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - The Lowy Institute, sebuah lembaga yang berbasis di Sydney, New South Wales, Australia, membuat peringkat kinerja negara-negara dalam menangani pandemi Covid-19. Selandia Baru ada di urutan pertama.

Lembaga tersebut membuat peringkat 98 negara dalam menangani pandemi virus corona melalui publikasi yang berjudul Covid Performance Index.

Adapun Indonesia menduduki peringkat 85, terpaut satu peringkat di atas India.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (28/1/2021), The Lowy Institute tidak memasukkan China ke dalam daftar tersebut karena kurangnya data yang terbuka secara umum.

Sebagai negara di peringkat teratas, apa saja yang dilakukan Pemerintah Selandia Baru dalam menangani pandemi Covid-19?

Pembatasan aktivitas sejak dini

Berdasarkan data Worldometers, hingga Jumat (29/1/2021) pukul 12.30 WIB, jumlah kasus Covid-19 di Selandia Baru tercatat 2.305 kasus dengan angka kematian 25 kasus.

Negara dengan populasi 5 juta penduduk ini dikatakan berhasil karena mampu menekan angka kematian sejak awal Covid-19 menyebar.

Baca juga: Berbulan-bulan Nol Kasus, Selandia Baru Laporkan Kasus Baru Covid-19

Sejak Maret 2020, Pemerintah Selandia Baru menetapkan aturan tegas mengenai penutupan, perbatasan dan lockdown. Meski kala itu baru tercatat 102 kasus di Selandia Baru, masyarakat menjalani aktivitas tanpa kerumunan.

Kebijakan ini tidak lepas dari peran Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberlakukan penguncian wilayah yang ketat dan isolasi geografis, sehingga negara berpenduduk 5 juta itu bisa menghilangkan virus corona baru di dalam perbatasannya.
MICHAEL BRADLEY/AFP Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberlakukan penguncian wilayah yang ketat dan isolasi geografis, sehingga negara berpenduduk 5 juta itu bisa menghilangkan virus corona baru di dalam perbatasannya.
Meski demikian, penanganan yang diterapkan Selandia Baru bukan tanpa hambatan. Pada Agustus 2020, muncul kasus di wilyah Auckland.

“Kami pikir kami telah melalui yang terburuk. Jadi itu merupakan pukulan psikologis yang nyata bagi orang-orang. Dan saya merasakannya juga. Jadi itu sangat-sangat sulit,” kata Ardern, dilansir dari The Guardian, 16 Desember 2020.

Baca juga: Selandia Baru Akan Gratiskan Vaksin Covid-19 bagi Warga dan Negara Sekitarnya

Sistem peringatan empat tahap

Pada akhir Maret 2020, untuk mempersiapkan publik menghadapi situasi yang berubah dengan cepat, pemerintah Selandia Baru memperkenalkan sistem peringatan empat tahap.

Sistem peringatan ini ditujukan untuk mengelola dan meminimalkan risiko penyebaran Covid-19 di Selandia Baru.

Sistem ini membantu orang memahami tingkat risiko saat ini dan batasan yang secara hukum harus diikuti. Keempat tahapnya meliputi:

  • Level 1 - persiapan
  • Level 2 - pengurangan
  • Level 3 - pembatasan
  • Level 4 - lockdown

Sistem ini dimulai dari level 2. Pada 25 Maret 2020, naik ke level 4 sehingga Selandia Baru melakukan lockdown nasional. Hanya layanan penting yang berjalan dan semua orang diminta untuk tetap tinggal di rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com