Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis BMKG soal Pemicu Gempa Majene dan Potensi Gempa Susulan

Kompas.com - 16/01/2021, 20:58 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 5,9 yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB diikuti dengan beberapa gempa susulan.

Melansir data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB, terjadi gempa susulan bermagnitudo 6,2 dengan kedalaman 10 kilometer.

Kemudian, pada 16 Januari 2021 pukul 06.32 kembali terjadi gempa susulan (aftershock) bermagnitudo 5,0.

Disebutkan, gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat sekitar 5-7 detik.

Update terakhir, selain membuat sejumlah bangunan roboh, gempa menewaskan sebanyak 46 orang dan 826 orang luka-luka. 

Baca juga: UPDATE Gempa Majene-Mamuju: 46 Meninggal, 826 Luka-luka

Pemicu gempa bumi

Dihubungi Kompas.com, Kepala Bidang Informasi Gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa kedua berdampak lebih merusak dengan cakupan yang lebih luas.

Adapun gempa bumi dipicu oleh naiknya sesar Mamuju-Majene.

"(Pemicunya) sesar naik Mamuju-Majene," kata Daryono, Sabtu (16/1/2021).

Daryono menambahkan, dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi berjenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

"Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene," ujar dia.

Baca juga: Gempa Majene Miskin Gempa Susulan, Begini Analisis BMKG

Gempa susulan

Daryono memperingatkan, gempa susulan masih akan terjadi seperti lazimnya pasca gempa kuat akan diikuti rangkaian gempa susulan.

"Dengan kembalinya terjadi gempa kuat di Majene ini maka gempa yang terjadi pada hari Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB statusnya menjadi gempa pendahuluan/pembuka (foreshock)," tutur dia.

Sementara gempa yang terjadi 15 Januari 2021, sejauh ini menjadi gempa utama (mainshocks).

Baca juga: Gempa Majene, BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan hingga Tsunami

Daryono mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kawasan perbukitan dengan tebing curam, dikarenakan gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

"Apalagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil," ujarnya.

Meningat sejarah tsunami pesisir Majene pada 1969, lanjut dia, masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir Majene perlu waspada untuk segera menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG, jika merasakan gempa kuat.

Baca juga: Viral Video Logistik Bantuan Gempa Majene Dijarah, Risma: Mereka Kelaparan...

Wilayah terdampak

BNPB mencatat, setidaknya empat wilayah terdampak gempa ini, yaitu Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamasa, dan Kabupaten Polewali Mandar.

Data yang diterima pada 16 Januari 2021 sore, menunjukkan populasi yang terdampak bencana ini sebanyak 485.232 jiwa, dengan rincian Kabupaten Majene (59.543 jiwa), Kabupaten Mamasa (62.007), Kabupaten Mamuju (144.377 jiwa), dan Kabupaten Polewali Mandar (219.305 jiwa).

Sejauh ini, sebanyak 46 orang dinyatakan meninggal dunia dan 826 lainnya luka-luka.

Baca juga: Antisipasi Adanya Penjarahan Bantuan Korban Gempa, Polisi dan TNI Akan Lakukan Pengawalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com