Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Stunting? Ketahui Penyebab dan Pencegahannya

Kompas.com - 14/01/2021, 16:35 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Apa itu stunting? Pernyataan ini kerap muncul ketika topik tentang stunting dibahas.

Bahaya stunting masih menghantui anak-anak Indonesia. Kondisi kesehatan yang mengganggu pertumbuhan anak ini, terus dikawal dari tahun ke tahun.

Stunting adalah ganggungan pertumbuhan fisiknya pada anak. Bertubuh pendek merupakan salah satu indikasi dari anak dengan kondisi stunting.

Selain ditandai dengan bertubuh pendek atau kerdil, stunting juga ditandai dengan terganggu perkembangan otak.

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan pada 2018, menyebutkan, 3 dari 10 anak Indonesia bertubuh pendek.

Berdasarkan standar WHO, total persentase anak stunting di suatu negara maksimal 20 persen.

Di Indonesia, berdasarkan  Riset Kesehatan Dasar 2013, angka balita stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen.

Selengkapnya soal stunting, berikut dirangkum dari sejumlah sumber di laman Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur...

Dampak stunting

Apa dampak bagi anak yang mengalami stunting?

Ada dua dampak yang terjadi bila anak mengalami stunting, yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.

Dampak jangka pendek stunting, meliputi:

  • Perkembangan otak terganggu
  • Kecerdasan berkurang
  • Pertumbuhan fisik terganggu
  • Metabolisme dalam tubuh mengalami gangguan

Terganggunya perkembangan otak akan memengaruhi kemampuan dan prestasi anak di sekolah, produktivitas dan kreativitasnya di usia-usia produktif. Ini menjadi salah satu dampak jangka panjang.

Dampak jangka panjang dari stunting, yaitu:

  • Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar
  • Menurunnya kekebalan tubuh, mengakibatkan mudah terserang penyakit
  • Berisiko tinggi terkena diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, bahkan disabilitas pada usia tua

Penyebab stunting

Secara medis, ada dua faktor utama yang menyebabkan seorang anak menderita stunting. Pertama, faktor dari ibu; dan kedua, masa awal pertumbuhan anak.

Kondisi ibu sangat memengaruhi kondisi anak yang dilahirkannya, baik saat mengandung, maupun ketika masih remaja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com