Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Larang WNA Masuk Mulai 1 Januari, Kenapa Harus Ada Jeda Hari?

Kompas.com - 29/12/2020, 18:20 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melarang warga negara asing (WNA) dari seluruh negara masuk ke Indonesia mulai 1 Januari 2021.

Larangan ini berlaku hingga 14 Januari 2021.

Pemerintah mengambil kebijakan ini sebagai langkah pencegahan setelah ditemukannya varian baru virus corona di Inggris yang disebut lebih menular.

Keputusan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (28/12/2020).

Sementara, WNA yang masuk ke Indonesia pada 28-31 Desember 2020 wajib membawa hasil negatif tes swab yang masih berlaku dari negara asal.

Menanggapi hal ini, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengapresiasi kebijakan pemerintah melarang WNA masuk Indonesia.

Akan tetapi, Windhu menyayangkan larangan itu tidak langsung diterapkan sejak diumumkan.

Ada jeda beberapa hari dari sejak diumumkan hingga mulai berlaku pada 1 Januari 2021.

"Itu kebijakan yang benar, tapi anehnya masih ada tenggat waktu sampai 1 Januari 2021. Jadi hari-hari ini kan orang masih bisa masuk, virus kan enggak pilih-pilih hari," kata Windhu kepada Kompas.com, Selasa (29/12/2020).

Ia mengatakan, kekhawatiran ini karena strain baru virus corona itu sudah ditemukan di Singapura.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Baru Larang Sementara WNA Masuk Indonesia Awal Januari 2021

Masuk sebelum 1 Januari 2021 sebaiknya dikarantina

Karena sudah diputuskan, Windhu mengusulkan, semua WNA yang masuk ke Indonesia dalam tiga hari ini harus dikarantina, apa pun hasil tesnya.

Menurut dia, hasil tes swab atau PCR itu masih ada kemungkinan false.

"Kalau memang masih ada penundaan sampai 1 Januari, berarti mulai sekarang, baik mereka yang dideteksi negatif dan positif harus tetap karantina," jelas dia.

"Kemudian dimonitor, besoknya lagi dites. Kalau memang tetap negatif, karantina 5 hari cukup. Tapi kalau sekali positif, ya harus 14 hari. Untuk bisa keluar juga harus ada tes yang menunjukkan PCR negatif," lanjut Windhu.

Ia juga berharap, pemerintah menambah laboratorium riset untuk mendeteksi strain virus corona.

Alasannya, tes PCR yang ada di laboratorium-laboratorium biasa saat ini hanya bisa menyatakan konfirmasi positif atau negatif.

"Mudah-mudahan laboratorium yang bisa melakukan genom squencing mestinya diperbanyak, supaya kita juga bisa makin cepet tahu varian-varian baru, bukan hanya di lembaga riset," ujar Windhu.

Sementara itu, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, larangan masuk WNA ke Indonesia sangat diperlukan selama pandemi, bukan hanya saat ada mutasi baru.

"Larangan ini penting dilakukan dari sejak awal pandemi, karena kasus impor, baik strain lama, baru, atau yang akan datang kan bisa terjadi," kata Dicky, saat dihubungi secara terpisah, Selasa.

"Saat ini pun sebetulnya kan negara-negara lain tentu akan berpikir ulang untuk datang ke indonesia, karena situasi pandemi belum terkendali," ujar dia.

Dengan adanya potensi varian baru Covid-19 ini, Dicky menyebutkan, perlu menambah fungsi deteksi dengan genomic squencing, selain mewajibkan karantina.

Namun, ia mengingatkan, potensi varian baru Covid-19 in bukan hanya dari luar, tetapi Indonesia juga bisa menghasilkannya.

"Jadi yang harus dilakukan tentu jauh dari sekedar melarang orang luar, karena bisa jadi sudah ada di dalam. Bisa jadi sudah ada strain lain yang juga lebih mudah menular. Itu sangat mungkin terjadi dan harus dideteksi dini," jelas dia.

"Untuk mencegahnya, selalu dilakukan surveillance, dengan cara 2-5 persen dari kasus positif di setiap wilayah itu diperiksa genom squencing-nya," kata Dicky.

Baca juga: IDI: Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Inggris 71 Persen Lebih Menular

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com