Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KawalCovid-19 Catat Kasus Harian Corona Indonesia Tembus 9.000, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 18/12/2020, 15:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Akun twitter @KawalCOVID19 pada Kamis (17/12/2020) menyebutkan bahwa laporan kasus baru Covid-19 yang ada di Indonesia pada hari itu berjumlah 9.163 kasus.

Jumlah tersebut direkap oleh Kawal Covid-19 dari situs-situs pemerintah daerah di Indonesia. 

Laporan angka Kawal Covid-19 tersebut berbeda dengan data Satgas Covid-19 yang menyebutkan bahwa kasus Covid-19 yang dilaporkan hari itu jumlahnya adalah 6.725 kasus. 

Tidak hanya pada kasus baru, perbedaan data juga terlihat untuk jumlah kasus meninggal,  kasus sembuh, dan kasus akumulasi. 

Baca juga: Soal Perbedaan Data Covid-19, Jubir Satgas: Proses Sinkronisasi Butuh Waktu

Perbedaan data antara pemerintah daerah dan pusat tersebut mendapat banyak sorotan. 

 

Terjadi sejak awal

Terkait perbedaan yang ada, Juru Bicara Kawal Covid-19, Miki Salman menyebut hal semacam ini sudah terjadi sejak awal-awal pandemi.

Namun menurut Miki permasalahan pada perbedaan data ini belum juga bisa terselesaikan. 

Lebih lanjut,  ia mengatakan ada beberapa hal yang mungkin mempengaruhi mengapa data Kawal Covid-19 dan Satgas Covid-19 sering tak sama. 

"Di level pertama, testing enggak cukup, jadi kasus banyak yang enggak terdeteksi, jauh lebih banyak (dari yang terdeteksi). Di level kedua, dari kabupaten ke provinsi juga enggak konsisten, lalu dari provinsi ke pusat juga banyak perbedaan," papar Miki saat dihubungi Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Tiga Provinsi Catat Kasus Harian Covid-19 Lebih dari 1.000, Satgas: Ada Perbedaan Data dengan Pusat

Sumber pemda dapat diakses publik

Terkait sumber data yang digunakan, Kawal Covid-19 memastikan data yang mereka pakai berasal dari sumber terkait yang dapat diakses oleh publik. 

"Iya, kita melakukan tabulasi dari sumber data terbuka yang di-publish masing-masing pemda. Enggak ada sumber data lain, enggak mungkin bisa ada," kata Miki. 

Kawal Covid-19 menggunakan data yang ditemukan di level bawah untuk mendapatkan angka kasus di level nasional.

Hal ini juga disampaikan oleh salah satu relawan Kawal Covid-19 yang merupakan seorang praktisi kesehatan dan sekaligus asisten profesor di Duke-NUS Medical School, Septian Hartono. 

"Metode pengumpulan kami sederhana. Kami mencari data di level serendah mungkin. Jadi, kalau ada data dari situs kabupaten/kota, kami ambil dari sana. Kalau enggak ada, kami ambil dari situs provinsi. Kalau situs provinsi enggak ada juga, baru kami ambil dari situs pusat," jelas Septian. 

Jateng dan Jabar paling banyak selisih

Terkait dengan perbedaan data yang muncul, Septian mengaku tidak bisa berbicara lebih lanjut. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com