KOMPAS.com - Akun twitter @KawalCOVID19 pada Kamis (17/12/2020) menyebutkan bahwa laporan kasus baru Covid-19 yang ada di Indonesia pada hari itu berjumlah 9.163 kasus.
Jumlah tersebut direkap oleh Kawal Covid-19 dari situs-situs pemerintah daerah di Indonesia.
Laporan angka Kawal Covid-19 tersebut berbeda dengan data Satgas Covid-19 yang menyebutkan bahwa kasus Covid-19 yang dilaporkan hari itu jumlahnya adalah 6.725 kasus.
Tidak hanya pada kasus baru, perbedaan data juga terlihat untuk jumlah kasus meninggal, kasus sembuh, dan kasus akumulasi.
Baca juga: Soal Perbedaan Data Covid-19, Jubir Satgas: Proses Sinkronisasi Butuh Waktu
Perbedaan data antara pemerintah daerah dan pusat tersebut mendapat banyak sorotan.
Situs Pemda mencatat 9.163 kasus baru COVID-19 pada tgl 16 Des 2020.
Total: 676.039
Kasus aktif: 85.867 (+949)
Sembuh: 566.754 (+7.961)
Meninggal dunia: 23.418 (+253)- Jateng 2.443 kasus/112 kematian
— KawalCOVID19 (@KawalCOVID19) December 17, 2020
- Jatim 855/39
- Jabar 1.732/37
- DKI 1.221/20https://t.co/c8OCdRgkWJ pic.twitter.com/cPHXytoO6R
Terkait perbedaan yang ada, Juru Bicara Kawal Covid-19, Miki Salman menyebut hal semacam ini sudah terjadi sejak awal-awal pandemi.
Namun menurut Miki permasalahan pada perbedaan data ini belum juga bisa terselesaikan.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada beberapa hal yang mungkin mempengaruhi mengapa data Kawal Covid-19 dan Satgas Covid-19 sering tak sama.
"Di level pertama, testing enggak cukup, jadi kasus banyak yang enggak terdeteksi, jauh lebih banyak (dari yang terdeteksi). Di level kedua, dari kabupaten ke provinsi juga enggak konsisten, lalu dari provinsi ke pusat juga banyak perbedaan," papar Miki saat dihubungi Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Tiga Provinsi Catat Kasus Harian Covid-19 Lebih dari 1.000, Satgas: Ada Perbedaan Data dengan Pusat
Terkait sumber data yang digunakan, Kawal Covid-19 memastikan data yang mereka pakai berasal dari sumber terkait yang dapat diakses oleh publik.
"Iya, kita melakukan tabulasi dari sumber data terbuka yang di-publish masing-masing pemda. Enggak ada sumber data lain, enggak mungkin bisa ada," kata Miki.
Kawal Covid-19 menggunakan data yang ditemukan di level bawah untuk mendapatkan angka kasus di level nasional.
Hal ini juga disampaikan oleh salah satu relawan Kawal Covid-19 yang merupakan seorang praktisi kesehatan dan sekaligus asisten profesor di Duke-NUS Medical School, Septian Hartono.
"Metode pengumpulan kami sederhana. Kami mencari data di level serendah mungkin. Jadi, kalau ada data dari situs kabupaten/kota, kami ambil dari sana. Kalau enggak ada, kami ambil dari situs provinsi. Kalau situs provinsi enggak ada juga, baru kami ambil dari situs pusat," jelas Septian.
Terkait dengan perbedaan data yang muncul, Septian mengaku tidak bisa berbicara lebih lanjut.