Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moderna Buang 400.000 Dosis Vaksin Virus Corona, Ada Apa?

Kompas.com - 18/12/2020, 14:01 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna Inc, harus membuang 400.000 dosis vaksin virus corona eksperimentalnya.

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/12/2020), langkah itu perlu dilakukan akibat masalah filtrasi selama tahap akhir produksi.

Kendati demikian, Moderna menyatakan masalah itu tak mempengaruhi proses produksi yang ditargetkan 20 juta dosis pada bulan ini, dan 85 hingga 100 juta dosis untuk AS pada kuartal pertama 2021.

Moderna menggunakan teknologi massenger RNA yang serupa dengan metode pada vaksin virus corona buatan Pfizer/BioNTech.

Vaksin Moderna saat ini sedang ditinjau oleh penasihat federal pada Kamis (17/12/2020). Dijadwalkan baksin akan mendapat otorisasi penggunaan darurat dari regulator AS dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga: Panel Ahli AS Rekomendasikan Izin Darurat Vaksin Moderna

Penasihat Ilmiah Operation Warp Speed, Moncef Slaoui, mengatakan masalah filtrasi hanya salah satu dari banyak contoh bagaimana perusaan harus memantau jalur produksi mereka. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut secara langsung.

Tantangan ini biasanya muncul ketika mengejar proses produksi yang kompleks, seperti pada vaksin RNA Moderna. Namun, hal itu tidak akan mempengaruhi output secara keseluruhan atau laju produksi.

"Dari pengalaman saya, ini berjalan semulus proses manufaktur lainnya yang pernah saya alami selama 30 tahun karier saya di industri," kata Slaoui.

Moderna telah bersama-sama mengembangkan kandidat Covid-19 dengan National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan telah beralih ke Operation Warp Speed, program pengembangan vaksin AS.

Pemerintah AS telah mengambil tindakan untuk memastikan Moderna tidak menghadapi hambatan hilir dari pemasok.

"Kadang-kadang kami diberi tahu, kami tidak punya tempat untuk menaruh botol Anda, menahannya selama satu atau dua hari, atau seminggu lagi," kata Lawrence Ganti, Presiden dan Direktur Bisnis SiO2 Material Science yang mendapat kontrak 143 juta dollar AS untuk memproduksi botol seperti kaca untuk Moderna.

Baca juga: Menanti Janji Pemerintah Berikan Vaksin Covid-19 Terbaik untuk Rakyat...

Alih-alih mengirim vial dalam satu pengiriman mingguan, SiO2 mengirimkannya dengan truk yang lebih kecil tiga hingga empat kali seminggu untuk mengakomodasi penyimpanan yang kurang.

Untuk Moderna, SiO2 memproduksi sebanyak 40 juta vial yang masing-masing dapat menampung 8 hingga 10 dosis.

Melansir AFP, Kamis (17/12/2020), panel ahli AS merekomendasikan persetujuan darurat untuk vaksin Covid-19 produksi Moderna.

Panel memilih 20 suara mendukung, tidak ada yang menentang, dengan satu abstain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com