Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Topik soal "Rapid Antigen", Apakah Sama dengan "Swab Antigen"?

Kompas.com - 18/12/2020, 08:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Keputusan menggunakan swab antigen atau rapid antigen sebagai pengganti rapid test antibodi untuk syarat perjalanan merupakan keputusan yang cukup tepat," lanjut dia.

Baca juga: Ibu Hamil Tak Mampu Bayar Swab, Benarkah Tes untuk Bumil Berbayar?

Apa itu rapid test antigen

Karena menjadi istilah yang belum dikenal banyak orang, Adam menjelaskan, rapid test antigen merupakan salah satu pengujian virus corona dengan mendeteksi protein virus (antigen).

Berbeda dengan rapid test antibodi, rapid antigen ini cara pemeriksaannya menggunakan swab nasofaring atau orofaring, mirip seperti PCR.

Tujuannya mendapatkan virus pada sampel lendir yang diambil dari dalam hidung ataupun tenggorokan.

Baca juga: Disebut Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ini 5 Bahan Alami Atasi Sakit Tenggorokan

"Rapid antigen ini cara kerja awalnya mendeteksi protein virus (antigen) dalam jumlah cukup banyak, kemudian antibodi di alat rapid test. Selanjutnya menghasilkan sinyal positif rapid test antigen," katanya lagi.

Selain itu, Adam mengungkapkan bahwa rapid antigen ini dimungkinkan menujukkan hasil negatif meskipun pasien masih dapat menularkan Covid-19.

Sebab, rapid antigen memiliki sensitvitas maksimal 94 persen, dan spesifisitas sebesar lebih dari 97 persen.

"Risiko negaitf palsu tinggi, terutama bila viral load rendah atau sebelum 1-3 hari pra-gejala dan sudah lebih dari 7 hari gejala muncul," kata Adam.

Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab

Viral load merupakan prediksi jumlah virus yang ada di dalam tubuh berdasarkan hasil CT-Value PCR.

Jika menilik pada tingkat keefektifan, Adam mengatakan masa swab antigen memiliki akurasi tinggi, hampir sama dengan waktu pasien Covid-19 berisiko menularkan ke orang lain.

Adapun masa swab antigen akurasi tinggi ini terjadi setelah masa infeksius atau setelah hari ke-10 setelah bergejala.

Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Acara Besar di Dunia yang Ditunda dan Dibatalkan karena Pandemi Covid-19

Anjuran lain penggunaan rapid test antigen

Baca juga: Lebih Dekat dengan Bilik Swab Ciptaan Dosen UGM

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga merekomendasikan rapid test antigen untuk screening Covid-19, terutama untuk pasien tanpa gejala atau dengan kecurigaan kontak terhadap pasien Covid-19.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan rapid test antigen untuk daerah di mana transmisi komunitas terjadi luas dan pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya muncul lambat.

Berdasarkan Panduan PDS PatKLin, pengambilan rapid test antigen ini dapat dilakukan di laboratorium dan fasilitas ruangan tekanan negatif dan tempat terbuka yang telah mempertimbangkan kemanan lingkungan sekitar.

Baca juga: Bagaimana Ketentuan Rapid Test Antigen bagi Pendatang di Jakarta, Bandung, Bali, dan DIY

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com