"Harga rokok naik pun mereka akan tetap merokok dengan segala macam cara," tuturnya.
Dia menjelaskan di sosiologi ada teori pertukaran dan teori identitas. Jadi, kata Drajat, selama merokok itu masih melekat dengan identitasnya dan juga menjadi identitas kelompok, maka sebenarnya kenaikan rokok tidak banyak mempengaruhi perubahan perilaku.
Drajat menjelaskan ada perilaku preposisi sukses, yaitu sepanjang merokok mendapatkan pengakuan dari teman sekitarnya atau orang lain, maka perokok akan tetap merokok walau harganya tinggi.
"Atau merokok tidak mendapatkan sanksi tapi ditoleransi, dibiarkan begitu saja, ya mereka akan tetap merokok walau harganya tinggi atau harganya naik," ungkapnya.
Baca juga: Serba-serbi Kenaikan Cukai Rokok 12,5 Persen di Tengah Pandemi
Menurut Drajat, kenaikan harga rokok tidak terlalu mempengaruhi banyak terhadap perilaku merokok. Namun, yang akan berkembang adalah penggunaan rokok ilegal.
"Itu dari rokok-rokok yang belum habis didaur ulang lagi dikemas lagi bagi anak-anak muda bagi golongan kelas bawah maka rokok daur ulang itu yang akan semakin meningkat," kata Drajat.
Akan tetapi, untuk golongan ekonomi atas tidak akan terpengaruh dengan kenaikan harga rokok ini, kecuali ada hambatannya lainnya.
Dia mencontohkan, misalnya social spacing atau saat di suatu ruangan tidak boleh merokok. Jika mau merokok ada ruangan kecil di sebelahnya.
"Itu mengurangi ruang-ruang di mana mereka bisa merokok. Paling tidak mengendalikan waktu rokok mereka. Yang biasanya setiap menit setiap jam merokok, setidaknya di ruangan itu ketika dia antri nggak boleh merokok ya dia tidak merokok," tuturnya.
Iklan rokok menurutnya tidak akan berpengaruh pada mencegah atau menghentikan perilaku merokok.
Baca juga: Pengusaha Sebut Kenaikan Cukai Rokok Naik 12,5 Persen Tidak Wajar, Ini Alasannya
"Karena iklan rokok itu kan selalu menunjukkan kesehatan, seperti orang naik gunung, orang terbang, orang rapat, orang cerdas. Sehingga ada counter culture dari peraturan pemerintah itu dengan iklan," ujarnya.
Berikut ini beberapa poin terkait kenaikan harga rokok dengan perilaku merokok menurut Drajat: