Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Pantau Kejadian Bell's Palsy pada Peserta Uji Coba Vaksin Pfizer

Kompas.com - 12/12/2020, 20:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah AS akan memantau kejadian Bell’s palsy atau kelumpuhan parsial pada wajah yang terjadi di antara para penerima vaksin Covid-19 dari Pfizer.

Mengutip dari CNBC, Jumat (11/12/2020), hal tersebut dilakukan setelah adanya peserta uji coba vaksin Pfizer AS yang mengalami Bells palsy.

Meski demikian, FDA menyebut, kondisi ini disebut tidak berhubungan.

“Empat kasus Bell’s palsy di antara penerima vaksin dianggap konsisten dengan tingkat latar belakang yang diharapkan dalam populasi umum dan tidak ada dasar yang jelas untuk menyimpulkan hubungan kausal saat ini,” kata FDA dalam penjelasannya, Kamis (10/12/2020).

Dr Susan Wollersheim, peninjau vaksin FDA, mencatat, data uji coba menunjukkan ada ketidakseimbangan numerik dalam kasus Bell’s palsy ini untuk disebut timbul karena vaksin.

Hal ini karena empat kasus berada pada kelompok vaksin dan tidak ada pada kelompok plasebo, namun frekuensinya tidak di atas populasi umum.

Meski demikian, FDA merekomendasikan pengawasan lebih lanjut jika vaksin nantinya diizinkan untuk penggunaan lebih luas.

Adanya kondisi Bell’s palsy pada peserta uji coba ini juga dikonfirmasi oleh seorang anggota kelompok Komite Penasehat Praktek Imunisasi (ACIP) pada Jumat (11/12/2020) yang mengonfirmasi ada kasus ‘kelumpuhan wajah’ di antara mereka yang menerima vaksin.

Baca juga: Tidak Semua Warga Dapat Vaksin Gratis, Ini Dampaknya Menurut Epidemiolog

Salah satu peserta disebut mengalami kelumpuhan tiga hari setelah penyuntikan, sementara yang lain mengalami kelumpuhan paling lambat 48 hari setelahnya.

Akan tetapi, Petugas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr. Sara Oliver mengatakan, tak ada hubungan sebab akibat yang diketahui atau diharapkan antara vaksin Pfizer dan Bell’s palsy.

“Studi keamanan dan keefektifan paska otorisasi juga penting. Secara khusus pengawasan terhdap Bell’s palsy dapat membantu menentukan kemungkinan hubungan sebab akibat,” kata Oliver.

Sementara itu, mengutip Business Today, Regulator Obat Inggris (MHR) menepis kekhawatiran mengenai Bell’s palsy akibat vaksin Pfizer.

“Tidak ada vaksin yang akan diizinkan untuk disuplai di Inggris tanpa memenuhi standar keamanan, kualitas dan kemanjuran yang diamanatkan,” ujar MHRA merujuk pada Pfizer yang telah diberikan izin penggunaan darurat di Inggris.

Melansir  Mayo Clinic, Bell’s palsy adalah kelemahan tiba-tiba pada otot wajah.

Dalam banyak kasus, kelemahan ini hanyalah bersifat sementara tetapi dapat meningkat dalam beberapa minggu.

Kelemahan otot wajah ini mengakibatkan separuh wajah tampak terkulai.

Selain itu, senyuman hanya bisa dilakukan di satu sisi dan mata menolak untuk menutup.

Baca juga: Tak Hanya AS, Meksiko Juga Beri Izin Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Sinovac

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com