Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Luncurkan Panel Pencarian untuk Tangkal Misinformasi Vaksin

Kompas.com - 10/12/2020, 20:02 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com - Google meluncurkan panel informasi vaksin Covid-19 di hasil penelusuran Google untuk melawan misinformasi di saat dunia fokus pada penyebaran dan pelaksanaan vaksinasi.

Peluncuran panel informasi ini diumumkan Google pada Kamis (10/12/2020).

Ketika orang mencari informasi tentang vaksin Covid-19, Google akan menampilkan daftar vaksin resmi di lokasi orang itu serta panel informasi di setiap vaksin. Fitur baru ini mulai diluncurkan di Inggris Raya dan akan diterapkan di lebih banyak negara saat otoritas kesehatan setempat mulai memberikan otorisasi vaksin.

Peluncuran ini terkait dengan fokus dunia saat ini yakni penyebaran vaksin, yang membuka ruang kebutuhan orang terhadap informasi.

Google menilai situasi ini membutuhkan informasi berbagi untuk mendidik publik, termasuk mengatasi kesalahan persepsi dan keraguan atas vaksin. Juga membantu memunculkan panduan resmi kepada orang-orang tentang kapan, di mana, dan bagaimana memperoleh vaksinasi.

Tangkapan layar panel informasi vaksin Covid-19 di hasil penelusuran Google.https://blog.google Tangkapan layar panel informasi vaksin Covid-19 di hasil penelusuran Google.

Sebelumnya, Google menayangkan panel informasi Covid-19 di YouTube. Sejak diluncurkan pada Maret 2020, panel telah dilihat sebanyak 400 miliar kali. Panel tersebut ditampilkan di beranda YouTube, video, dan dalam hasil penelusuran tentang pandemi.

Pembaruan pada panel akan menghubungkan orang secara langsung ke informasi vaksin dari otoritas kesehatan global dan lokal.

"Kami juga mendukung pembuat konten dengan cara menghubungkan mereka dengan pakar kesehatan terkemuka untuk membuat konten yang bermanfaat dan menarik bagi pemirsa tentang Covid-19 dan vaksin," tulis Google dalam situs webnya.

Dalam kebijakannya terhadap misinformasi, pada Oktober 2020 Google memperluas kebijakan misinformasi medis Covid-19 di YouTube. Bentuk kebijakan yakni penghapusan konten mengenai vaksin yang bertentangan dengan konsensus dari otoritas kesehatan seperti Centers for Disease Control atau WHO.

"Tim kami telah menghapus lebih dari 700.000 video terkait dengan informasi medis Covid-19 yang berbahaya atau menyesatkan," kata Google.

Hibah Dana

Google juga mengumumkan tambahan dana senilai 15 juta dolar AS dalam bentuk Ad Grants kepada Organisasi Kesehatan Dunia WHO untuk membantu kampanye global mereka.

Sejak awal pandemi, Google telah memberikan 250 juta dolar AS dalam bentuk Ad Grants untuk membantu lebih dari 100 lembaga pemerintah di dunia menjalankan pengumuman layanan publik tentang Covid-19.

Penerima hibah dapat menggunakan dana ini sepanjang tahun 2021, termasuk untuk pendidikan vaksin dan kampanye jangkauan.

Sementara itu, Google News Initiative memberikan tambahan dana senilai 1,5 juta dolar AS untuk mendanai pembuatan Covid-19 Vaccine Media Hub dan mendukung penelitian pengecekan fakta.

Dipimpin oleh Australian Science Media Centre dan teknologi nirlaba Meedan, hub ini akan menjadi sumber daya bagi jurnalis serta menyediakan akses ke keahlian ilmiah dan pembaruan penelitian.

Inisiatif ini mencakup pusat media sains dan pakar kesehatan masyarakat dari Amerika Latin, Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan kawasan Asia-Pasifik, dengan konten yang tersedia dalam tujuh bahasa.

April 2020, Google menggelontorkan dana 6,5 juta dolar AS untuk mendukung inisiatif pengecekan fakta terkait Covid-19. Dana itu digunakan untuk menggelar pelatihan atau sumber daya kepada hampir 10.000 reporter di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Polisi: Mayat di Toren Air Warga Pondok Aren merupakan Bandar Narkoba

Tren
Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Ini Kata Jokowi dan Kejagung soal Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Tren
Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Israel Serang Rafah, Erdogan Sumpahi Netanyahu Bernasib seperti Hitler

Tren
Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Pekerja Sudah Punya Rumah atau Ambil KPR, Masih Kena Potongan Tapera?

Tren
Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Bayi Tertabrak Fortuner di Sidoarjo, Apakah Orangtua Berpeluang Dipidana?

Tren
IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

IKD Jadi Kunci Akses 9 Layanan Publik per Oktober, Bagaimana Nasib yang Belum Aktivasi?

Tren
Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draf Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta Setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta Setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com