Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Istilah Sindemi Covid-19, Apa Itu?

Kompas.com - 13/11/2020, 15:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penularan virus corona penyebab pandemi Covid-19 masih terus terjadi di berbagai belahan dunia.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (13/11/2020), mengutip data dari Worldometers pukul 05.15 WIB, virus corona telah menginfeksi sebanyak 53.003.790 orang di seluruh dunia.

Covid-19 juga telah mengakibatkan kematian global 1.297.476 orang, sedangkan sebanyak 36.922.736 orang dikabarkan sembuh dari infeksi virus corona.

Baca juga: CDC Perbarui Patokan, Ini Masker Terbaik dan yang Dilarang Dipakai untuk Cegah Covid-19

Sementara itu, ada lima negara yang tercatat memiliki kasus infeksi tertinggi virus corona, yaitu:

  1. Amerika Serikat: 10.840.868 kasus
  2. India: 8.727.900 kasus
  3. Brasil: 5.779.383 kasus
  4. Perancis: 1.898.710 kasus
  5. Rusia: 1.858.568 kasus

Baca juga: Terhantam Pandemi, Nasib Maskapai Ini di Ambang Kebangkrutan

Muncul istilah sindemi

Kendati berbagai strategi dan kebijakan telah dilakukan, sejumlah ilmuwan dan pakar kesehatan menilai hal itu masih terlalu terbatas untuk menghentikan laju infeksi yang disebabkan virus corona baru, SARS-CoV-2.

"Semua intervensi kita berfokus pada memotong jalur penularan virus untuk mengendalikan penyebaran patogen," kata Richard Horton, pemimpin redaksi jurnal ilmiah The Lancet, seperti dikutip BBC, Kamis (12/11/2020).

Melihat kondisi Covid-19 saat ini, Horton menilai semestinya bukan dianggap sebagai pandemi, melainkan sebagai "sindemi".

Sindemi adalah akronim yang berasal dari kata sinergi dan pandemi.

Artinya, penyakit seperti Covid-19 tidak berdiri sendiri.

Baca juga: Survei Tunjukkan Banyak Orang Belum Paham OTG, Simak Penjelasannya...

Lantas, apa itu sindemi?

Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam mengenakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah penularan COVID-19 sebelum melakukan imunisasi dengan cara mendatangi para balita secara langsung di rumah mereka di Desa Ie Masen Kaye Adang, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (15/10/2020).ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam mengenakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah penularan COVID-19 sebelum melakukan imunisasi dengan cara mendatangi para balita secara langsung di rumah mereka di Desa Ie Masen Kaye Adang, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (15/10/2020).

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, istilah sindemi pertama kali dikemukakan oleh Merrill Singer pada pertengahan 1990-an.

"Sindemi adalah kumpulan atau kejadian dari dua atau lebih epidemi secara bersamaan atau berurutan atau bisa juga suatu kejadian kelompok penyakit dalam suatu populasi dengan interaksi biologis, yang memperburuk prognosis dan beban penyakit yang sudah ada," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/11/2020).

Namun, Dicky mengatakan bahwa sindemi bukanlah bagian gradasi atau perubahan tingkat yang dikenal dalam bidang public health.

Baca juga: China, Wabah Brucellosis, dan Asal-usul Penyebarannya...

Dia mengatakan, ada beberapa tingkatan dalam bidang tersebut, secara berurutan yaitu:

  1. Wabah lokal atau Kejadian Luar Biasa (KLB)
  2. Wabah nasional atau Bencana Nasional
  3. Epidemi
  4. Pandemi

"Selain itu enggak ada lagi. Saat ini belum ada hierarki yang dianggap lebih tinggi daripada itu," kata Dicky.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com