Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Istilah Sindemi Covid-19, Apa Itu?

Kompas.com - 13/11/2020, 15:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dia mengatakan, sindemi adalah sebuah pendekatan metodologis yang berasal dari kata sinergitas dan epidemi.

Baca juga: 8 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes

Artinya, ada beberapa epidemi di suatu negara, benua, atau global yang bersinergi menjadi masalah kesehatan, baik itu regional, nasional, maupun global.

"Contoh dari pendekatan sindemi ini antara lain obesitas dengan diabetes dan penyakit jantung. Itu jadi sindemi. Karena obesitas itu kan orang overweight, nah orang overweight itu bersinergi menjadi orang yang gampang terkena diabetes," kata Dicky.

"Sehingga epidemi diabetes juga meningkat. Kemudian orang yang obesitas dan diabetes, gampang banget terkena penyakit jantung atau stroke. Itu juga epidemi, karena sekarang hal itu sudah mengglobal juga, di banyak negara terjadi," imbuhnya.

Baca juga: 4 Cara Mudah Mencegah Diabetes

Sindemi Covid-19

Dicky mengatakan, sindemi Covid-19 memang terjadi di beberapa negara yang terdampak parah Covid-19, seperti Amerika Serikat.

"Sinergitas itu terjadi antara Covid-19 dengan orang obesitas, orang diabetes, orang penyakit jantung, hipertensi, ini membuat kondisi Covid-19 nya semakin buruk," kata Dicky.

"Ditambah lagi kalau sindemi ini tidak hanya di aspek tersebut tapi juga health determinant, seperti akses pelayanan kesehatan, dan ekonomi. Sehingga semua faktor ini bersinergi membuat perburukan pengendalian pandemi satu negara," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Dilansir dari The Lancet, 22 Oktober 2020, Emily Mendenhall, dari Science, Technology, and International Affairs Program, Edmund A Walsh School of Foreign Service, Georgetown University, mengatakan bahwa kondisi sindemi tidak bisa digeneralisir secara global.

Dia menyebut ada konteks yang berbeda dalam penanganan pandemi di setiap negara, sehingga tidak semua negara bisa dikatakan mengalami sindemi Covid-19.

Mendenhall memaparkan, Amerika Serikat bisa disebut mengalami sindemi berkat berbagai faktor, seperti kebijakan dari pemerintah, dan rasialisme yang mengakar secara sistemik.

Hal itu menurutnya mendorong angka kematian dan penularan Covid-19 di AS menjadi tinggi.

Di sisi lain, Medenhall menyebut, kondisi sindemi tidak bisa dikatakan terjadi di Selandia Baru. Karena berkat kebijakan penanganan yang tepat, Selandia Baru berhasil merespon krisis Covid-19 dengan baik.

Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...

Bagaimana dengan Indonesia?

Dicky juga menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Medenhall.

Menurutnya, sindemi melibatkan banyak faktor yang ada di suatu negara, sehingga tidak bisa disamakan dengan negara lain.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com