Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pemanasan Global Sebabkan Badai Jadi Lebih Kuat

Kompas.com - 13/11/2020, 13:08 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah studi baru menyatakan saat ini periode badai lebih lama ketika tiba di daratan dibandingkan masa lalu.

Akibatnya, dilansir AP pada Kamis (12/11/2020), dampak kerusakan badai yang ditimbulkan di daratan pun jauh lebih besar.

Peneliti menyebut hal ini disebabkan dampak pemanasan global yang terjadi.

Pemanasan global menyebabkan kondisi perairan laut lebih hangat. Kondisi ini disebut membuat badai menjadi lebih lama bertahan.

Penulis studi mengatakan badai Eta yang mengancam Florida dan Pantai Teluk kemungkinan juga akan menimbulkan banyak kerusakan dibanding yang terjadi di masa lalu.

Studi yang terbit di Nature, Rabu (12/11/2020), mengamati 71 badai Atlantik yang mendarat sejak tahun 1967.

Baca juga: Badai Eta Hantam Amerika Tengah, Lebih dari 100 Orang Dilaporkan Tewas

Kekuatan angin topan saat mendarat biasanya berkurang dua pertiga dibandingkan saat masih berada di laut.

Mereka melihat pada tahun 1960-an badai hanya berlangsung dalam waktu 17 jam saat sampai di daratan.

Namun, saat ini butuh waktu 33 jam agar badai lemah dalam derajat yang sama.

“Ini adalah peningkatan yang sangat besar,” ujar penulis studi tersebut, Pinaki Chakraborty, yang juga seorang profesor dinamika fluida di Institut Sains dan Teknologi Okinawa Jepang.

Ia mengatakan terjadi pelambatan waktu pelemahan badai ini berpotensi merusak daratan.

Chakraborty mengatakan, di tengah kondisi dunia yang memanas akibat perubahan iklim, kota pedalaman seperti Atlanta bisa berpotensi mengalami lebih banyak kerusakan dari badai di masa depan.

“Jika kesimpulan mereka masuk akal, yang tampaknya demikian, setidaknya di Atlantik, orang dapat berargumen bahwa tarif asuransi perlu mulai naik dan aturan bangunan perlu ditingkatkan untuk mengimbangi kerusakan tambahan akibat angin dan air ini,” kata peneliti badai dari Universitas Miami, Brian McNoldy.

Baca juga: BMKG Prediksi Ada Siklon Tropis Kuat Lintasi Laut China Selatan, Apa Dampaknya?

Sejauh ini, hanya ada sedikit studi mengenai angin topan yang berada di daratan dibandingkan yang masih di laut.

“Itu adalah sinyal luar biasa yang mereka temukan,” ujar Ilmuwan Iklim dan Badai Administrasi Kelautan Jim Kossin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com