Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Daun Pisang Berwarna Putih di Kudus, Bagaimana Penjelasan Ahli?

Kompas.com - 10/11/2020, 19:28 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai adanya pohon pisang yang mengeluarkan daun berwarna putih ramai di media sosial sejak beberapa hari terakhir.

Disebutkan, pohon pisang itu awalnya memiliki daun yang berwarna hijau layaknya pohon pisang pada umumnya, namun satu atau dua daun yang ada di bagian atas atau yang masih muda, justru mengeluarkan warna putih.

Sebuah video berdurasi 50 detik diunggah di akun YouTube Anak Soleh.

"Nganeh-nganehi guys, nganeh-nganehi. Godong gedang warnane putih koyo mori. Thukule nang sanding kuburan. Bulung Cangkring, Bulung Cangkring, Kali Doro, pertelon Kalban. Obah-obahing jaman guys, wit gedhang thukul mori," kata suara seorang perempuan yang ada dalam rekaman video tersebut.

Baca juga: Viral, Cerita Pria di Jawa Timur yang Depan Rumahnya Selalu Dipenuhi Parkir Mobil yang Tak Dikenal

Atau dalam bahasa Indonesia, berarti:

"Aneh-aneh saja guys. aneh-aneh saja. Daun pisang warnanya putih kayak kain kafan. Tumbuhnya di dekat kuburan. Bulung Cangkring, Bulung Cangkring, Kali Doro, pertigaan Kalban. Bolak-baliknya zaman guys, pohon pisan tumbuh kain kafan."

Video itu pun kemudian banyak disebarkan oleh netizen di Twitter hingga membuat pohon pisang yang terdapat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah itu viral dan mencuri perhatian masyarakat sekitar.

Baca juga: Video Viral Pengendara Sepeda Motor di Boyolali Angkut Jenazah dengan Bronjong, Ini Cerita Lengkapnya...

Baca juga: Viral Unggahan Suratpad, Situs untuk Tulis Surat, Pembuatnya Mahasiswa Aceh

Lantas, bagaimana penjelasan ahli terkait fenomena tersebut?

Penjelasan ahli

Meski dikaitkan dengan kain kafan karena warnanya yang putih dan secara kebetulan disebut tumbuh di dekat area pemakaman, namun daun pisang unik berwarna putih bersih ini tidak ada kaitannya dengan hal mistis.

Hal itu disampaikan oleh pakar biologi sel dan biokimia di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Witjaksono kepada Kompas.com, Selasa (10/11/2020).

Ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan daun pisang unik itu.

Baca juga: 7 Tanaman Air yang Cocok untuk Dekorasi Rumah

Sebelumnya, Witjaksono menjelaskan warna yang ada pada tanaman datang dari adanya pigmen atau chloroplast. Misalnya warna hijau datang dari chloroplast yang berisi klorofil.

"Pada daun yang berwarna putih, chloroplast tidak terbentuk dan pigmen lain juga tidak, Karena itu vakuola sel yang berisi air/cairan menyerap warna putih dan membuat daun berwarna putih," ujar Witjaksono.

Hal inilah yang selama ini juga terjadi pada bunga-bunga berwarna putih, seperti anggrek bulan, beberapa jenis dendrobium atau anggrek yang lainnya.

Baca juga: 3 Tanaman Hias yang Harganya Melonjak di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Saja?

Sementara pada kasus di Kudus, warna putih pada tumbuhan ini terjadi pada satu pelepah daun daun pisang.

Peneliti yang menamatkan pendidikan magister dan doktoralnya di California University dan  University of Florida Gainesville Amerika Serikat ini memberikan penjelasan ilmiah, sekaligus menampik informasi yang beredar yang mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis.

"Pada daun pisang dan semua daun yang lain, daun terbentuk dari satu atau beberapa sel pada jaringan meristem di pucuk tunas. Sel-sel meristem itu banyak dan terus membelah untuk menghasilkan bakal tunas dan daun," jelas Witjaksono.

"Bila karena satu dan lain hal ada satu sel mengalami mutasi sehingga chloroplast dalam sel tersebut rusak dan tidak bisa memperbanyak diri, maka sel-sel meristem turunan (hasil pembelahan dari sel mutan tadi) semuanya tidak punya chloroplas," lanjut dia.

Baca juga: Mengenal Janda Bolong atau Monstera Adansonii, Tanaman Hias yang Sedang Diminati

Fenomena yang bisa dijelaskan

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Apabila sel-sel tadi membentuk jaringan dan organ daun, maka daun yang terbentuk itu juga tidak akan memiliki chloroplast. Ini menyebabkan warna daun tidak hijau, namun akan menjadi putih.

Adanya varietas pohon pisang variegata atau yang memiliki campuran warna hijau dan putih memang sudah diketahui sebelumnya.

Namun, menurut pria kelahiran Madiun ini, fenomena daun pisang berwarna putih seperti yang terjadi di Kendal adalah yang pertama kali ia jumpai.

"Pisang variegata ada dijumpai, tetapi yang mutan tanpa chloroplast  atau bule di satu daun penuh, baru kali ini lihat," katanya lagi.

Baca juga: Berikut Makanan, Minuman, serta Buah yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung

Meski begitu, ia menyampaikan tidak ada dampak hebat yang ditimbulkan dari kejadian ini. Menurutnya, daun pisang berwarna putih ini hanya fenomena biologi yang bisa dijelaskan.

Jika diamati lebih cermat, di pohon pisang yang viral itu, tidak hanya terdapat satu pelepah yang berdaun putih. Namun ada satu yang lain, sama di bagian atas.

Hanya saja, daun itu sudah agak layu atau berwarna kecoklatan/kekuning-kuningan.

Melihat hal itu, Witjaksono menyebut ada kemungkinan buah yang dihasilkan dari pohon tersebut akan berwarna putih.

"Karena dua daun terakhir putih, kalau daun selanjutnya juga putih, ada kemungkinan bunga dan buahnya putih juga," imbuhnya.

Baca juga: 7 Manfaat Minum Air Putih, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Kematangan Pisang dan Manfaatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com