Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Daun Pisang Berwarna Putih di Kudus, Bagaimana Penjelasan Ahli?

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai adanya pohon pisang yang mengeluarkan daun berwarna putih ramai di media sosial sejak beberapa hari terakhir.

Disebutkan, pohon pisang itu awalnya memiliki daun yang berwarna hijau layaknya pohon pisang pada umumnya, namun satu atau dua daun yang ada di bagian atas atau yang masih muda, justru mengeluarkan warna putih.

Sebuah video berdurasi 50 detik diunggah di akun YouTube Anak Soleh.

"Nganeh-nganehi guys, nganeh-nganehi. Godong gedang warnane putih koyo mori. Thukule nang sanding kuburan. Bulung Cangkring, Bulung Cangkring, Kali Doro, pertelon Kalban. Obah-obahing jaman guys, wit gedhang thukul mori," kata suara seorang perempuan yang ada dalam rekaman video tersebut.

Atau dalam bahasa Indonesia, berarti:

"Aneh-aneh saja guys. aneh-aneh saja. Daun pisang warnanya putih kayak kain kafan. Tumbuhnya di dekat kuburan. Bulung Cangkring, Bulung Cangkring, Kali Doro, pertigaan Kalban. Bolak-baliknya zaman guys, pohon pisan tumbuh kain kafan."

Video itu pun kemudian banyak disebarkan oleh netizen di Twitter hingga membuat pohon pisang yang terdapat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah itu viral dan mencuri perhatian masyarakat sekitar.

Lantas, bagaimana penjelasan ahli terkait fenomena tersebut?

Penjelasan ahli

Meski dikaitkan dengan kain kafan karena warnanya yang putih dan secara kebetulan disebut tumbuh di dekat area pemakaman, namun daun pisang unik berwarna putih bersih ini tidak ada kaitannya dengan hal mistis.

Hal itu disampaikan oleh pakar biologi sel dan biokimia di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Witjaksono kepada Kompas.com, Selasa (10/11/2020).

Ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan daun pisang unik itu.

Sebelumnya, Witjaksono menjelaskan warna yang ada pada tanaman datang dari adanya pigmen atau chloroplast. Misalnya warna hijau datang dari chloroplast yang berisi klorofil.

"Pada daun yang berwarna putih, chloroplast tidak terbentuk dan pigmen lain juga tidak, Karena itu vakuola sel yang berisi air/cairan menyerap warna putih dan membuat daun berwarna putih," ujar Witjaksono.

Hal inilah yang selama ini juga terjadi pada bunga-bunga berwarna putih, seperti anggrek bulan, beberapa jenis dendrobium atau anggrek yang lainnya.

Sementara pada kasus di Kudus, warna putih pada tumbuhan ini terjadi pada satu pelepah daun daun pisang.

Peneliti yang menamatkan pendidikan magister dan doktoralnya di California University dan  University of Florida Gainesville Amerika Serikat ini memberikan penjelasan ilmiah, sekaligus menampik informasi yang beredar yang mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis.

"Pada daun pisang dan semua daun yang lain, daun terbentuk dari satu atau beberapa sel pada jaringan meristem di pucuk tunas. Sel-sel meristem itu banyak dan terus membelah untuk menghasilkan bakal tunas dan daun," jelas Witjaksono.

"Bila karena satu dan lain hal ada satu sel mengalami mutasi sehingga chloroplast dalam sel tersebut rusak dan tidak bisa memperbanyak diri, maka sel-sel meristem turunan (hasil pembelahan dari sel mutan tadi) semuanya tidak punya chloroplas," lanjut dia.

Apabila sel-sel tadi membentuk jaringan dan organ daun, maka daun yang terbentuk itu juga tidak akan memiliki chloroplast. Ini menyebabkan warna daun tidak hijau, namun akan menjadi putih.

Adanya varietas pohon pisang variegata atau yang memiliki campuran warna hijau dan putih memang sudah diketahui sebelumnya.

Namun, menurut pria kelahiran Madiun ini, fenomena daun pisang berwarna putih seperti yang terjadi di Kendal adalah yang pertama kali ia jumpai.

"Pisang variegata ada dijumpai, tetapi yang mutan tanpa chloroplast  atau bule di satu daun penuh, baru kali ini lihat," katanya lagi.

Meski begitu, ia menyampaikan tidak ada dampak hebat yang ditimbulkan dari kejadian ini. Menurutnya, daun pisang berwarna putih ini hanya fenomena biologi yang bisa dijelaskan.

Jika diamati lebih cermat, di pohon pisang yang viral itu, tidak hanya terdapat satu pelepah yang berdaun putih. Namun ada satu yang lain, sama di bagian atas.

Hanya saja, daun itu sudah agak layu atau berwarna kecoklatan/kekuning-kuningan.

Melihat hal itu, Witjaksono menyebut ada kemungkinan buah yang dihasilkan dari pohon tersebut akan berwarna putih.

"Karena dua daun terakhir putih, kalau daun selanjutnya juga putih, ada kemungkinan bunga dan buahnya putih juga," imbuhnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/10/192800165/viral-daun-pisang-berwarna-putih-di-kudus-bagaimana-penjelasan-ahli

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke