Di Indonesia, lanjutnya, Toba adalah salah satu contoh gunung api yang tidak aktif karena erupsi terakhirnya tercatat sekitar 75.000 tahun yang lalu.
Lebih jauh, hal yang mempengaruhi aktif tidaknya suatu gunung api adalah berasal dari aktivitas magma.
"Suatu gunung api dapat beristirahat lama atau beristirahat sebentar sebelum erupsi kembali, dipengaruhi aktivitas magmanya," ucap Devy.
Baca juga: Begini Media-media Asing Soroti Naiknya Status Gunung Merapi...
Sebaliknya, apabila gunung api tidak mengalami erupsi dalam 10.000 tahun, maka bisa dikatakan gunung api tersebut sudah tidak aktif.
Muncul pertanyaan, apakah gunung api tidak aktif masih bisa berpotensi terjadi erupsi?
Status tidak aktif, kata Devy, tidak bisa dipastikan bahwa gunung api tersebut akan selamanya dalam kondisi seperti itu.
"Namun, probabilitas kejadian erupsi untuk gunung api yang sudah 10.000 tahun tidak erupsi ini sangat rendah," ujar Devy.
Dia menambahkan, selain gunung api tidak aktif, terdapat pula istilah gunung api tidur.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Hebat Gunung Tambora yang Mengubah Dunia
Yang dimaksud tidur adalah gunung api yang dalam kurun waktu puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun tidak terjadi eruptif, secara tiba-tiba gunung tersebut erupsi.
"Probabilitas terjadinya erupsi gunung api yang tidur ini lebih tinggi daripada gunung api tidak aktif. Contohnya adalah Sinabung, tertidur selama 1.200 tahun, kembali bangun tahun 2010 dan hingga kini masih menunjukkan aktivitas eruptif," kata Devy.
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Apa yang Harus Diwaspadai?