Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif?

Kompas.com - 10/11/2020, 13:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020).

Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke aktivitas yang membahayakan penduduk.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida.

"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada menjadi Siaga (level III)," ujar Hanik, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Merapi Siaga, Simak Antisipasi yang Sedang Disiapkan

Lantas, apa saja indikator dan perlu berapa tahun gunung api bisa menjadi tidak aktif?

Belum ada ketentuan secara pasti

Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/pri.antaranews Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/pri.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengatakan, belum ada konvensi rigid atau baku dari dunia internasional yang mengatur soal hal ini.

Kendati demikian, terdapat salah satu institusi atau lembaga dari Amerika Serikat (AS) yang meneliti dan mengklasifikasikan gunung api aktif atau tidak aktif.

"Smithsonian Institute dalam database gunung api dunia mengklasifikasikan gunung api dikatakan aktif kalau sudah pernah erupsi setidaknya satu kali dalam 10.000 tahun terakhir atau selama masa Holosen," kata Devy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...

Di Indonesia, lanjutnya, Toba adalah salah satu contoh gunung api yang tidak aktif karena erupsi terakhirnya tercatat sekitar 75.000 tahun yang lalu.

Lebih jauh, hal yang mempengaruhi aktif tidaknya suatu gunung api adalah berasal dari aktivitas magma.

"Suatu gunung api dapat beristirahat lama atau beristirahat sebentar sebelum erupsi kembali, dipengaruhi aktivitas magmanya," ucap Devy.

Baca juga: Begini Media-media Asing Soroti Naiknya Status Gunung Merapi...

Gunung api tidak aktif, masih bisa erupsi?

Erupsi Gunung Merapi terlihat dari Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (21/6/2020). Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 09.13 WIB dengan aplitudo 75 mm, dengan durasi letusan 328 detik dan tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak.ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO Erupsi Gunung Merapi terlihat dari Kismoyoso, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (21/6/2020). Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 09.13 WIB dengan aplitudo 75 mm, dengan durasi letusan 328 detik dan tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak.

Sebaliknya, apabila gunung api tidak mengalami erupsi dalam 10.000 tahun, maka bisa dikatakan gunung api tersebut sudah tidak aktif.

Muncul pertanyaan, apakah gunung api tidak aktif masih bisa berpotensi terjadi erupsi?

Status tidak aktif, kata Devy, tidak bisa dipastikan bahwa gunung api tersebut akan selamanya dalam kondisi seperti itu.

"Namun, probabilitas kejadian erupsi untuk gunung api yang sudah 10.000 tahun tidak erupsi ini sangat rendah," ujar Devy.

Dia menambahkan, selain gunung api tidak aktif, terdapat pula istilah gunung api tidur.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Hebat Gunung Tambora yang Mengubah Dunia

Yang dimaksud tidur adalah gunung api yang dalam kurun waktu puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun tidak terjadi eruptif, secara tiba-tiba gunung tersebut erupsi.

"Probabilitas terjadinya erupsi gunung api yang tidur ini lebih tinggi daripada gunung api tidak aktif. Contohnya adalah Sinabung, tertidur selama 1.200 tahun, kembali bangun tahun 2010 dan hingga kini masih menunjukkan aktivitas eruptif," kata Devy.

Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Apa yang Harus Diwaspadai?

Indikator gunung api sudah tidak aktif

Senada dengan Devy, Ahli vulkanologi sekaligus mantan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono juga mengutarakan hal yang sama.

Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini menjelaskan, gunung api sudah tidak aktif jika secara visual sudah tidak ada tanda-tanda aktivitas dari gunung tersebut.

"Secara visual, tidak ada tanda-tanda aktivitas seperti tampak adanya solfatara dan fumarola, tidak terekam adanya gempa-gempa vulkanik," katanya saat dihubungi Kompas.com pada hari yang sama.

Baca juga: Daftar 29 Kawasan Konservasi yang Dibuka Kembali di Masa New Normal, dari Kepulauan Komodo hingga Gunung Rinjani

Selain itu, indikator lain yang bisa membuktikan bahwa suatu gunung api bisa dikatakan sudah tidak aktif lagi apabila tidak diketahui kapan terakhir meletusnya.

Membahas mengenai erupsi suatu gunung api, Mbah Rono juga sedikit menjelaskan bagaimana peristiwa alam itu bisa terjadi.

"Naiknya fluida, seperti gas, magma, uap atau secara campuran menuju permukaa, lalu dapat dipantau gempanya, suhunya, gasnya, dan lain sebagainya. Jika volume dan tekanan terus bertambah, maka dapat menjebol kawah dan terjadi letusan," kata Mbah Rono.

Baca juga: Gunung Merapi Disebut Alami Penggembungan, Berikut Analisis BPPTKG

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com