Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Tubuh Kebal Covid-19 Selama 5 Bulan Setelah Sembuh dari Infeksi

Kompas.com - 02/11/2020, 07:25 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan kekebalan tubuh yang muncul setelah sembuh dari infeksi Covid-19 dapat bertahan hingga lima bulan, bahkan lebih.

Dilansir dari CNN, 29 Oktober 2020, temuan studi ini berbanding terbalik dengan hasil riset dari Inggris yang menyebut kekebalan tubuh pasien sembuh Covid-19 bisa turun dengan cepat.

Tubuh manusia menghasilkan pasukan senyawa kekebalan sebagai respons terhadap infeksi.

Pada beberapa orang menjadi berlebihan, namun akan mati dengan cepat, dan yang lain menumpuk lebih lambat.

Studi yang baru dirilis ini menunjukkan 90 persen orang yang pulih dari infeksi Covid-19 mempertahankan respons antibodi keseluruhan yang stabil.

"Beberapa laporan terdahulu menyebut antibodi terhadap Covid-19 cepat hilang. Namun, kami menemukan sebaliknya bahwa lebih dari 90 persen orang yang sakit gejala ringan atau sedang menghasilkan antibodi yang cukup kuat untuk menetralkan virus dan bertahan selama berbulan-bulan," kata penulis penelitian tersebut, Florian Krammer.

"Ini sangat penting untuk pengembangan vaksin yang efektif," lanjut dia.

Baca juga: Studi Ini Temukan Kemungkinan Penyebab Hilangnya Penciuman oleh Penderita Covid-19

Peneliti melakukan tes antibodi pada lebih dari 30.000 orang yang positif Covid-19 dari Maret hingga Oktober 2020.

Mereka menemukan lebih dari 90 persen mengembangkan respons antibodi pada tingkatan sedang hingga tinggi.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science ini juga menganalisis dengan cermat 121 pasien yang pulih dan mendonasikan plasma darah mereka.

Dikutip dari CTV News, 29 Oktober 2020, analisis dilakukan pada tiga bulan pertama setelah gejala muncul lima bulan setelahnya.

Menurut ahli, antibodi tersebut kemungkinan besar diproduksi oleh sel plasma di sumsum tulang.

"Tingkat antibodi yang dipertahankan yang kemudian kami amati kemungkinan besar diproduksi oleh sel plasma berumur panjang di sumsum tulang. Ini mirip dengan apa yang kita lihat pada virus lain dan kemungkinan berarti mereka akan tetap ada," ujar salah satu peneliti Ania Wajnberg.

Antibodi bukan satu-satunya perlindungan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi, tetapi mereka adalah garis pertahanan pertama yang penting.

"Meski ini tidak dapat memberikan bukti konklusif bahwa respons antibodi ini melindungi dari reinfeksi, kami yakin kemungkinan besar mereka akan menurunkan rasio kemungkinan infeksi ulang," demikian menurut para peneliti.

Selain itu, penemuan ini juga dinilai penting untuk menciptakan vaksin corona yang efektif.

Vaksin yang baik dapat memberikan respons antibodi dan imunitas sehingga membuat orang tidak terpapar Covid-19.

Baca juga: Studi: Perlindungan Terhadap Virus Corona Menurun di Populasi Inggris

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com