Pramesa menyebut ilmu ini merupakan tugas multidisiplin, dari ilmuwan biologi dan teknik.
"Kumbang ini (ironclad) jadi perbincangan akhir-akhir ini karena baru saja terbit publikasinya di jurnal Nature kira-kira 4 hari yang lalu," kata Pramesa.
"Saya baca sekilas memang akan jadi inspirasi untuk mendesain kendaraan, dan mungkin juga robot untuk penyelamatan gedung yang runtuh," imbuhnya.
Menurut Pramesa, dengan perkembangan studi biomimetik saat ini, mempelajari struktur tubuh kumbang ironclad dan menerapkannya ke teknologi buatan manusia bukan hal yang mustahil.
Baca juga: Jejak Mesir Kuno, Mumi Anak Singa hingga Kumbang Raksasa Dipamerkan
Pramesa menambahkan saat ini pihaknya tengah melakukan studi mengenai kumbang moncong dari genus Trigonopterus.
Kumbang tersebut juga tidak dapat terbang, sama seperti kumbang ironclad.
"Hanya saja, kumbang ini sangatlah beranekaragam dan hampir dari seluruh jenisnya merupakan endemik asli Indonesia," kata Pramesa.
Dari hasil penelitian dilakukan, struktur eksoskeleton dari kumbang moncong juga sangat kuat ketika menghadapi tekanan besar.
Sehingga, dia menyebut, tidak hanya kumbang di Amerika Serikat saja yang bisa diteliti. Kumbang-kumbang asli Indonesia pun juga bisa dijadikan model penelitian.
"Banyak kesempatan bagi para ilmuwan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat luas di Indonesia untuk mengambil kumbang asli Indonesia untuk dijadikan "organisme model". Baik untuk studi dasar biologi maupun ilmu multidisiplin seperti biomimetik," kata Pramesa.
Baca juga: Penemu Beri Nama 3 Spesies Baru Kumbang Sesuai Naga Game of Thrones
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.