Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 13:55 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menata dan mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dilansir Kompas.com, Selasa (27/10/2020), salah satu kawasan yang akan mengalami perubahan desain secara signifikan adalah Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat.

Pulau itu akan disulap menjadi destinasi wisata premium dengan pendekatan konsep geopark. Meski begitu penataan kawasan ini menuai pro dan kontra.

Beberapa pihak menilai pemerintah sebaiknya tidak melakukan pembangunan di habitat asli komodo di Taman Nasional Komodo.

Bagaimana sejarah adanya komodo dan Taman Nasional Komodo?

Baca juga: Benarkah Jurassic Park Komodo Ancam Konservasi? Ini Kata Peneliti LIPI

Sejarah komodo

Komodo merupakan binatang purba raksasa dengan nama latinVaranus komodoensis.

Komodo terkadang juga disebut kadal raksasa. Sejarah mencatat, ada komodo yang panjang dari ujung moncong hingga ujung ekor mencapai 3,13 meter.

Berat binatang yang kulitnya tebal bersisik itu rata- rata 50 kilogram (kg) meski ada yang bisa mencapai 100 kg.

Ia tidak hanya hidup dan berkembangbiak di Pulau Komodo, tapi juga di Pulau Rinca, Gili Montang, serta beberapa pulau kecil di kawasan Taman Nasional Komodo serta daratan Pulau Flores.

Dikutip Antaranews, 8 Agustus 2019, binatang langka satu-satunya di dunia itu pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah asal Belanda bernama JKH Van Steyn sekitar tahun 1910 di Pulau Komodo.

Van Steyn mempublikasikan dan menyebarluaskan adanya pulau "buaya" itu ke seluruh dunia melalui hasil fotonya.

Kabar itu kemudian sampai ke Direktur Museum Zoologi Bogor, PA Owens. Pada 1912, Owens lalu menuliskan karya ilmiah tentang hasil dokumentasi komodo yang disebarluaskan oleh penjelajah itu.

Jurnal ilmiah yang berjudul "On a Large Varanus Species from an Island of Komodo" itu kemudian menjadi bagian dari perpustakaan di The New York Botanical Garden.

Jurnal ilmiah itu membuat keberadaan komodo terkenal hingga seantero dunia. Lalu pada 1926 seorang penjelajah bernama W Douglas Burden melakukan ekspedisi untuk menemukan pulau "buaya" itu.

Dia membawa 12 ekor komodo yang diawetkan dan 2 ekor lagi dalam keadaan masih hidup. Tiga dari komodo yang diawetkan, dipamerkan di Museum Sejarah Alam Amerika. Douglas kemudian mempopulerkan komodo dengan sebutan "Komodo Dragon".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Resmi, Ini Kelompok Pekerja yang Berhak Dapat THR 2024

Tren
Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Alami Keputihan dan Flek Coklat, Apakah Puasanya Masih Sah?

Tren
Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Tren
4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

4 Perusahaan Diduga Korupsi Pembiayaan Ekspor Rp 2,5 Triliun di LPEI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com