Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona di Dunia: 41 Juta Infeksi | WHO Sebut Beberapa Negara di Jalur Bahaya

Kompas.com - 24/10/2020, 06:57 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global masih terus bertambah dari hari ke hari.

Melansir data Worldometers, hingga Sabtu (24/10/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 42.455.202 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 31.412.761 pasien telah sembuh, dan 1.148.649 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 9.893.792 dengan rincian 9.817.772 pasien dengan kondisi ringan dan 76.020 dalam kondisi serius.

Baca juga: Rencana Vaksinasi November, Epidemiolog: Belum Ada Vaksin Corona yang Penuhi Aspek Keamanan

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

1. Amerika Serikat: 8.739.323 kasus, 229.235 orang meninggal, total sembuh 5.693.416

2. India: 7.813.668 kasus, 117.992 orang meninggal, total sembuh 7.013.569

3. Brasil: 5.355.650 kasus, 156.528 orang meninggal, total sembuh 4.797.872

4. Rusia: 1.480.646 kasus, 25.525 orang meninggal, total sembuh 1.119.251

5. Spanyol: 1.110.372 kasus dan 34.752 orang meninggal.

6. Argentina: 1.069.368 kasus, 28.338 orang meninggal, total sembuh 866.695

7. Perancis: 1.041.075 kasus, 34.508 orang meninggal, total sembuh 109.486

8. Kolombia: 998.942 kasus, 29.802 orang meninggal, total sembuh 901.652

9. Peru: 883.116 kasus, 34.033 orang meninggal, total sembuh 800.480

10. Meksiko: 874.171 kasus, 87.894 orang meninggal, total sembuh 636.391

Baca juga: WHO Ingatkan Pentingnya Karantina untuk Kendalikan Pandemi Corona

Indonesia

Warga melintas di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.ANTARA FOTO/Aprillio Akbar Warga melintas di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Jumat (23/10/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 4.369. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 381.910 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 4.0904 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 305.100 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 118 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 13.077 orang.

Baca juga: UPDATE 23 Oktober: 161.763 Orang Suspek Covid-19 di Indonesia

Ceko

Menteri Kesehatan Ceko Roman Prymula melanggar sendiri aturan virus corona dan terancam dipecat dari jabatannya, jika tidak mengundurkan diri.

Melansir Al Jazeera, Jumat (23/10/2020), Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengatakan, Prymula sebelumnya difoto tanpa menggunakan masker di sebuah restoran.

Babis pun mengaku tak segan untuk memecat Prymula yang baru diangkat menjadi menteri kesehatan baru-baru ini menggantikan pendahulunya Adam Vojtech.

Perlu untuk diketahui, Ceko menerapkan aturan jarak fisik negara, masker harus dipakai di dalam restoran tertutup.

Prymula sendirilah yang memberlakukan aturan ini pada dua hari yang lalu.

Baca juga: Uni Eropa Buat Aplikasi Pelacakan Covid-19 Terintegrasi

Australia

Gedung Opera di Sydney, Australia.Thinkstock Gedung Opera di Sydney, Australia.

Masih dari sumber yang sama, Australia akan mengizinkan ratusan lebih warga negara dan penduduk dapat kembali pulang dari luar negeri setiap minggunya.

Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat (23/10/2020).

Sebelumnya, pemerintah Australia telah membatasi jumlah orang yang diizinkan kembali dengan alasan pembatasan itu diperlukan untuk mengurangi ancaman Covid-19.

Namun, pembatasan tersebut menuai banyak kritikan karena menyebabkan sedikitnya 26.000 orang terlantar di luar negeri.

Baca juga: Menikmati Kerja, 3 WNI di Australia Belum Pensiun di Usia 70 Tahun

Eropa

Kasus infeksi virus corona di Eropa telah bertambah lebih dari dua kali lipat dalam 10 hari terakhir. Angka kasus Covid-19 di Eropa melewati 200 ribu infeksi setiap hari untuk pertama kalinya.

Menurut penghitungan Reuters, kenaikan tersebut terjadi karena banyaknya negara di Eropa selatan yang melaporkan kasus harian corona tertinggi mereka pada pekan ini.

Eropa mencatat 100 ribu kasus harian untuk pertama kalinya pada 12 Oktober. Sehingga total kasus corona di Eropa sebanyak 7,8 juta dengan 247 ribu kematian.

Negara-negara Eropa seperti Italia, Austria, Kroasia, Slovenia, dan Bosnia melaporkan kasus virus corona satu hari tertinggi mereka pada Kamis (22/10/2020).

Eropa menjadi wilayah dengan kasus harian virus corona terbanyak dibandingkan India, Brazil, dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Ini Komitmen Indonesia dan Uni Eropa di Bidang Riset dan Inovasi

WHO

Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada 30 Januari 2020. Tedros mengumumkan status darurat dunia atas virus corona yang hingga saat ini, sudah membunuh 212 orang di China.AFP/FABRICE COFFRINI Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada 30 Januari 2020. Tedros mengumumkan status darurat dunia atas virus corona yang hingga saat ini, sudah membunuh 212 orang di China.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dunia sekarang berada pada titik kritis dalam pandemi virus corona baru, dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya.

"Kita berada pada titik kritis dalam pandemi Covid-19, terutama di belahan Bumi Utara," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," ujarnya seperti dikutip Reuters.

"Kami mendesak para pemimpin untuk segera mengambil tindakan, untuk mencegah kematian yang tidak perlu lebih lanjut, mencegah layanan kesehatan penting dari keruntuhan, dan sekolah-sekolah harus ditutup lagi," lanjut dia.

Tedros menyatakan, terlalu banyak negara yang sekarang mengalami peningkatan infeksi secara eksponensial. Negara-negara harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran virus dengan cepat.

Meningkatkan pengujian, melacak kontak orang-orang yang terinfeksi, dan mengisolasi mereka yang berisiko menyebarkan virus akan memungkinkan negara-negara menghindari penguncian wajib.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com