Selain di Jiwasraya, Hendrisman juga didapuk menjadi Komisaris Utama Asrinda Asthasangga Reinsurance Broker.
Hendrisman memulai kariernya di industri asuransi sebagai Calon Pegawai Negeri Bagian Servis dan Analis di INDORE dan pada 2000-2008 menjadi Direktur Utama ReINDO.
Dia juga tercatat juga aktif sebagai Ketua Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), Ketua Majelis Persatuan Aktuaris Indoensia (PAI), serta Ketua Yayasan Asuransi Indonesia (YAI).
Baca juga: Dugaan Korupsi di Asabri, Ini Deretan Kasus Asuransi Bermasalah di Indonesia
Eks Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo yang kini divonis penjara seumur hidup ini pernah masuk dalam lingkaran istana.
Hary diketahui pernah menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian III bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP).
Posisi itu dijabat setelah Hary keluar dari Jiwasraya pada 2018. Di perusahaan asuransi itu, Hary menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 2008.
Lantaran kinerjanya yang dianggap mumpuni dalam menyehatkan perseroan, Hary kembali ditunjuk menjadi menjadi Direktur Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018.
Baca juga: Mengenal 7 Anak Cucu Pertamina, dari Urusi Asuransi hingga Perhotelan
Sebelum berkarier di Jiwasraya, pria asal Cimahi ini telah lama malang-melintang di berbagai perusahaan.
Selepas kuliah di Pittsburgh State University Amerika Serikat dirinya meniti karier di sejumlah perusahaan keuangan.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui kecolongan saat memperkerjakan Hary Prasetyo yang merupakan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya.
Baca juga: 10 BUMN yang Miliki Bisnis Hotel, dari Pertamina hingga Krakatau Steel
Moeldoko mengakui saat itu KSP belum memiliki sistem seleksi yang ketat sehingga Hary bisa lolos seleksi.
"Waktu itu seleksinya saya juga harus jujur, seleksinya tidak seperti sekarang. Sekarang sangat ketat. Kalau dulu kurang, kurang ketat seleksinya," kata Moeldoko.
Moeldoko mengatakan, saat itu masalah gagal bayar polis yang menerpa Jiwasraya juga belum mencuat.
Hary juga memiliki kinerja bagus saat menjabat di perusahaan pelat merah itu.
Baca juga: Pertamina Disebut Rugi Rp 11,13 Triliun, Apa yang Terjadi?