Menurut dia, pandemi Covid-19 ditentukan oleh bisa tidaknya pemerintah dan masyarakat:
"Menghentikan pandemi adalah menghentikan penyebaran virus, bukan lomba tingkat kesembuhan atau banyak-banyakan yang sembuh," ujar Firdza.
Baca juga: Melihat Kasus Covid-19 di Indonesia Dibandingkan Negara Berpenduduk Besar Lainnya
Pihaknya berpendapat, banyaknya pasien sembuh tidak akan berdampak signifikan apabila penyebaran virus tidak dihentikan.
"Masih akan semakin banyak yang sakit, rumah sakit penuh, dan tenaga medis kelelahan dan semakin banyak yang meninggal," lanjutnya.
Firdza menjelaskan, karena esensi pandemi adalah menghentikan penyebaran virus, maka indikator-indikator utama pandemi adalah testing massal, tracing massal (pelacakan dan isolasi), menurunkan positivity rate, dan menurungkan tingkat kematian.
"Jadi bukan banyaknya yang sembuh atau tingkat kesembuhan," tambahnya.
"Bahkan dalam persentase yang dibanggakan, Indonesia masih di bawah rata-rata dunia," lanjutnya.
Seperti diketahui, tingkat kesembuhan secara global dari virus corona adalah sebesar 75,14 persen.
Baca juga: Kepulauan Solomon Laporkan Kasus Pertama, Ini 11 Negara yang Masih Nol Kasus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.