Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update WNI di Luar Negeri: 1.550 Orang Positif Virus Corona

Kompas.com - 03/10/2020, 13:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona tak hanya berada di Tanah Air, tapi juga tersebar di berbagai negara.

Menurut data Worldometers, Sabtu (3/10/2020) siang, jumlah kasus positif virus corona di dunia ada sebanyak 34.831.366 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.033.238 orang meninggal dunia dan 25.895.824 orang sembuh.

Sementara itu, di Indonesia saat ini angka kasus Covid-19 mendekati 300.000 kasus, tepatnya 295.499 kasus positif.

Dari jumlah tersebut sebanyak 10.972 orang meninggal dunia dan 221.340 orang sembuh.

Baca juga: Studi: Ini 2 Bau yang Tidak Bisa Dicium Pasien Covid-19

Lalu, bagaimana kabar WNI yang terkonfirmasi Covid-19 di luar negeri?

Menurut data Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), per 3 Oktober 2020 pukul 08.00 WIB, WNI yang terkonfirmasi Covid-19 tersebar di 58 negara dan 1 klaster kapal pesiar.

Adapun, totalnya ada 1.550 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 1.116 orang di antaranya sembuh, 122 orang meninggal, dan 312 orang dalam perawatan.

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, mengatakan data tersebut sudah termasuk penambahan terbaru.

"Betul, itu (1.550 orang) sudah jumlah total," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (3/10/2020).

Penambahan terbaru hari ini, yaitu sebanyak 2 WNI di Korea Selatan dan 1 WNI di Kuwait terkonfirmasi Covid-19. Di sisi lain, terdapat penambahan 3 kasus WNI yang sembuh di Korsel.

Berikut rincian sebaran WNI yang terkonfirmasi Covid-19 di sejumlah negara:

  1. Aljazair: 3 WNI (stabil)
  2. Amerika Serikat: 104 WNI (78 sembuh, 7 stabil, 19 meninggal)
  3. Arab Saudi: 211 WNI (55 sembuh, 84 stabil, 72 meninggal)
  4. Australia: 3 WNI (sembuh)
  5. Azerbaijan: 1 WNI (sembuh)
  6. Bahrain: 1 WNI (sembuh)
  7. Bahama: 1 WNI (stabil)
  8. Bangladesh: 1 WNI (stabil)
  9. Belanda: 9 WNI (5 sembuh, 4 meninggal)
  10. Belgia: 5 WNI (4 sembuh, 1 stabil)
  11. Brunei Darussalam: 6 WNI (5 sembuh, 1 stabil)
  12. Ceko: 4 WNI (stabil)
  13. Chile: 1 WNI (stabil)
  14. Ekuador: 1 WNI (sembuh)
  15. Ethiopia: 5 WNI (5 sembuh)
  16. Filipina: 31 WNI (29 sembuh, 2 stabil)
  17. Finlandia: 1 WNI (sembuh)
  18. Ghana: 1 WNI (meninggal dunia)
  19. Hong Kong (RRT): 88 WNI (85 sembuh, 3 stabil)
  20. India: 75 WNI (sembuh)
  21. Inggris: 20 WNI (17 sembuh, 3 meninggal)
  22. Irlandia: 1 WNI (sembuh)
  23. Italia: 3 WNI (sembuh)
  24. Jepang : 3 WNI (2 sembuh, 1 stabil)
  25. Jerman: 12 WNI (7 sembuh, 4 stabil, 1 meninggal)
  26. Kamboja: 4 WNI (2 sembuh, 2 stabil)
  27. Kazakhstan: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
  28. Korea Selatan: 36 WNI (30 sembuh, 6 stabil)
  29. Uzbekistan: 14 WNI (13 sembuh, 1 stabil)
  30. Suriname: 2 WNI (sembuh)
  31. Timor Leste: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
  32. Kuwait: 128 WNI (116 sembuh, 9 stabil, 3 meninggal)
  33. Kanada: 6 WNI (3 sembuh, 3 stabil)
  34. Lebanon: 1 WNI (stabil)
  35. Madagaskar: 1 WNI (stabil)
  36. Makau (RRT): 3 WNI (sembuh)
  37. Makedonia Utara: 1 WNI (sembuh)
  38. Maladewa: 9 WNI (7 sembuh, 1 stabil, 1 meninggal)
  39. Malaysia: 168 WNI (52 sembuh, 114 stabil, 2 meninggal)
  40. Meksiko: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
  41. Mesir: 11 WNI (sembuh)
  42. Mozambik: 1 WNI (stabil)
  43. Nigeria: 2 WNI (sembuh)
  44. Oman: 4 WNI (2 sembuh, 2 stabil)
  45. Pakistan: 33 WNI (sembuh)
  46. Prancis: 4 WNI (3 sembuh, 1 stabil)
  47. UEA: 63 WNI (56 sembuh, 2 stabil, 5 meninggal)
  48. Qatar: 140 WNI (121 sembuh, 18 stabil, 1 meninggal)
  49. Rusia: 22 WNI (20 sembuh, 2 stabil)
  50. Singapura: 57 WNI (47 sembuh, 8 stabil, 2 meninggal)
  51. Spanyol: 13 WNI (sembuh)
  52. Sudan: 18 WNI (6 sembuh, 12 stabil)
  53. Swedia: 1 WNI (stabil)
  54. Taiwan: 4 WNI (sembuh)
  55. Thailand: 1 WNI (sembuh)
  56. Turki: 12 WNI (9 sembuh, 1 stabil, 2 meninggal)
  57. Vatikan: 8 WNI (sembuh)
  58. Vietnam: 1 WNI (stabil)
  59. Kapal pesiar: 185 WNI (170 sembuh, 9 stabil, 6 meninggal)

Baca juga: Ini Kandidat Obat Covid-19 yang “Menjanjikan”, Salah Satunya Remdesivir

Bantuan beragam

Faizasyah menjelaskan, data tersebut didapat dengan beragam cara, karena informasi kesehatan bersifat tertutup.

"Informasi kesehatan bersifat tertutup dan di negara maju lazimnya diperlukan persetujuan pasien untuk informasinya dikomunikasikan. Jadi beragam cara mengumpulkan informasi tersebut, ada dari yang bersangkutan, dari keluarga atau kenalan. Ada juga dari pihak ketiga," katanya.

Terkait bantuan yang diberikan pemerintah kepada mereka, Faizasyah mengatakan bantuannya berbeda-beda tergantung negaranya. Pendekatannya juga berbeda.

"Menyesuaikan dengan kondisi dan aturan negara setempat. Namun setidaknya KBRI/KJRI akan memonitor kondisi WNI bila identitas mereka diketahui," ujarnya.

Selain itu, kata dia, ada kasus-kasus tertentu perwakilan pemerintah mengusahakan tempat karantina.

Baca juga: Melihat Fasilitas Tempat Donald Trump Dirawat karena Covid-19 di RS Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com