Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kandidat Obat Covid-19 yang “Menjanjikan”, Salah Satunya Remdesivir

Kompas.com - 03/10/2020, 11:02 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

FDA menanggapi data ini pada Mei dengan mengeluarkan otorisasi darurat untuk penggunaan remdesivir pada pasien sakit kritis yang membutuhkan oksigen tambahan.

Pada Agustus, mereka memperluas persetujuan itu setelah para peneliti menemukan pasien dengan Covid-19 yang tidak terlalu parah tampaknya mendapat manfaat yang cukup dari pengobatan remdesivir selama lima hari.

Persetujuan yang direvisi memungkinkan penggunaan obat pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19, terlepas dari seberapa parah penyakit mereka.

Akan tetapi, langkah tersebut dikritik beberapa ahli yang mengatakan FDA telah memperluas penggunaan remdesivir tanpa bukti kuat untuk mendukung perubahan tersebut.

Baca juga: WHO Dukung Uji Coba Obat Herbal dari Afrika untuk Atasi Corona

2. Deksametason dan kortikosteroid lain

Kortikosteroid (disingkat steroid) digunakan untuk meredakan peradangan dan untuk kondisi seperti alergi dan asma.

Pada 1960-an, dokter mulai menggunakannya sebagai pengobatan untuk pneumonia dan penyakit pernapasan parah lainnya, tetapi hasil uji klinis tidak meyakinkan.

Pandemi Covid-19 membawa perhatian pada obat-obatan ini dan serangkaian uji klinis baru diluncurkan.

Pada bulan Juni, steroid yang disebut deksametason adalah yang pertama kali terbukti mengurangi kematian akibat Covid-19.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 6.000 orang menemukan deksametason mengurangi kematian hingga sepertiga pada pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima pada pasien yang menggunakan oksigen.

Namun itu mungkin kurang membantu, bahkan dapat membahayakan, pasien yang berada pada tahap awal infeksi Covid-19.

Kemudian, dalam pedoman pengobatan Covid-19, National Institutes of Health merekomendasikan hanya menggunakan deksametason pada pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator atau menerima oksigen tambahan.

Pada bulan September, para peneliti meninjau hasil uji coba pada deksametason bersama dengan dua steroid lainnya, yaitu hidrokortison dan metilprednisolon.

Secara keseluruhan, mereka menyimpulkan steroid dikaitkan dengan penurunan sepertiga kematian di antara pasien Covid-19.

Sesuai petunjuk dokter

Meski sudah ada beberapa obat yang terbukti efektif saat diberikan kepada pasien Covid-19, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat.

Dikutip Kompas.com, Jumat (2/10/2020), dia mengimbau masyarakat tetap mematuhi petunjuk dokter saat akan mengonsumsi obat-obatan.

"Dokter itu tahu persis, kapan harus minum dosis tinggi, kemudian secara bertahap diturunkan ke dosis minimal. Nah, dengan cara yang baik dan benar, efek samping bisa dibilang sangat minimal," kata Zubairi.

Obat juga tidak diperlukan bagi semua orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut Zubairi pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala tidak perlu minum obat.

"Jadi yang tanpa gejala tidak perlu obat. Karena itu sekarang kan memang boleh karantina mandiri, sebab tidak perlu obat. Kalau ada timbul gejala seperti panas, batuk, sesak napas, baru perlu diberikan obat," kata Zubairi.

Baca juga: Pemerintah Targetkan 36 Juta Vaksin Didistribusikan di Kuartal IV Tahun Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com