Pada 1945, negosiasi untuk kemerdekaan India akhirnya bisa dimulai. Gandhi menginginkan sebuah negara India bersatu, tetapi Liga Muslim yang sukses menumbuhkan pengaruh selama masa perang, menentang gagasan Gandhi.
Setelah melalui negosiasi alot, Inggris akhirnya memutuskan untuk membagi tanah India menjadi dua negara Independen, yaitu India (mayoritas Hindu) dan Pakistan (mayoritas Muslim) pada 15 Agustus 1947.
Gandhi merasa amat kecewa dengan terpecahnya India menjadi dua negara. Terlebih, setelah pemisahan ini kekerasan berdarah antara umat Hindu dan Muslim akhirnya pecah.
Baca juga: Terjadi Lagi, dalam Seminggu 2 Gadis Kasta Rendah Tewas Diperkosa di India
Dalam upayanya untuk mengakhiri kekerasan di India, Gandhi melakukan aksi mogok makan dan mengunjungi kawasan-kawasan yang bermasalah.
Pada sore hari, 30 Januari 1948, Gandhi yang berusia 78 tahun berjalan bersama dua cucu perempuannya dari kediamannya di Birla House, New Delhi, menuju acara pertemuan doa.
Namun, di dalam perjalanan, Nathuram Godse seorang anggota kelompok ekstremis Hindu yang tidak setuju dengan toleransi yang ditunjukkan Gandhi, menembak mati sang pejuang kemerdekaan.
Dia menembak Gandhi dalam jarak sangat dekat sebanyak tiga kali. Godse dan rekan konspiratornya, Narayan Apye, kemudian diadili dan dihukum mati pada 15 November 1949.
Gandhi meninggal dunia dan meninggalkan warisan berupa metode perjuangan tanpa kekerasan.
Metode ini banyak dicontoh para pemimpin gerakan sipil di seluruh dunia, termasuk Martin Luther King Jr yang memperjuangkan hak warga kulit hitam Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.