Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amuba "Pemakan Otak" Ditemukan di Texas, AS, Ini Penjelasan Ahli LIPI

Kompas.com - 27/09/2020, 20:14 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber CNN

"Kasusnya jarang, tapi fatal. Kebanyakan kasus ditemukan di AS. Di Asia Tenggara sendiri pernah dilaporkan di Thailand dan Vietnam," kata Arif saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Arif menyebut, kasus infeksi Naegleria fowleri terbilang jarang. Di AS dilaporkan hanya kurang dari 160 kasus dalam 25 tahun terakhir, tapi dampaknya memang fatal.

"Dari jumlah tersebut hanya 3-4 orang yang survive. Karena dia free living organism, tidak ada obat khusus yang bisa mengatasi secara efektif," ujar dia.

Baca juga: Infeksi Otak Langka dari Amoeba Pemakan Otak Ditemukan di Florida

Tidak menular antar manusia

Namun, Arief menyatakan bahwa organisme tersebut tidak bisa menular dari manusia ke manusia.

Infeksi terjadi karena Naegleria fowleri masuk lewat air melalui hidung, biasanya setelah bermain di danau, atau sungai.

"Di habitat alaminya, dia makan bakteri. Tetapi kalau dia menginfeksi manusia, dia akan tinggal di otak dan memakan otak dengan cara menghasilkan enzim protease specifik yang bisa melisiskan sel otak," kata Arif.

Arief menyebut, potensi keberadaan Naegleria fowleri di Indonesia memang ada, namun ia menambahkan agar tidak perlu khawatir berlebih.

Sebab, jumlahnya tidak memungkinkan untuk terjadinya infeksi.

"Kalau di Indonesia, organisme itu diversity atau ragamnya banyak, tapi jumlahnya terlalu sedikit. Artinya, dia memiliki banyak pesaing, sehingga jumlahnya tidak mencukupi untuk terjadinya infeksi," ujar dia

Sementara itu, Arief menyebut, untuk mencegah agar infeksi semacam itu tidak terjadi, maka perlu menjaga kebersihan air secara rutin.

Misalnya, dengan menyaring air dari keran yang akan digunakan untuk mandi, maupun dikonsumsi.

"Cara biasa saja sudah mencukupi. Kalau di AS, dia biasanya booming pas musim panas. Intinya, kebersihan air paling utama," kata Arif.

Baca juga: Ini Cara Sukses Vietnam Melandaikan Kurva Gelombang Kedua Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com